Banjarnegara – Menemukan minat dan bakat yang tepat sejak usia dini bisa menjadi salah satu cara yang ampuh untuk mengembangkan diri lebih jauh lagi. Bahkan meraih lebih banyak prestasi untuk memberikan tantangan pada diri.
Siswa kelas VII MTsN 2 Banjarnegara, Faisa Dzihni Salsabila atau yang akrab disapa Faisa mempunyai kisahnya sendiri terkait pada ajang KSM pada pekan lalu. Semenjak menjadi siswa MTsN 2 Banjarnegara hingga hari ini (10/08) putri dari pasangan bapak Bustanul Arifin dan ibu Aam Cintami bukan hanya level regional saja bahkan level nasional pernah dia raih, salah satunya yaitu juara 3 KSM bidang matematika.
Selain sibuk dalam kegiatan pembelajaran rutin, Faisa juga mempunyai kesibukan mengikuti kelas hafalan tahfidz dan aktif sebagai wakil OSIM di madrasahnya.
Siti Fadilah selaku wali kelas Faisa mengatakan bahwa anak didiknya itu merupakan anak yang aktif dan ceria ketika di madrasah.
“Saya sangat mengenal dia sebagai anak yang cerdas dan sangat ceria. Prestasi demi prestasi yang diraihnya diharapkan mampu memotivasi teman lainnya untuk jejaknya. Orangtuanya juga berperan besar dibalik kesuksesan dia selama ini,” ungkapnya pada Kamis (10/08).
Berikut fakta menarik dibalik kesuksesan seorang Faisa Dzihni Salsabila yang berhasil kami rangkum dari hasil wawancara yang bertempat di kelas tahfidz:
1. Belum nyenyak tidur kalau tugas belum dikerjakan.
Bagi dia tidak nyenyak tidur sebelum selesai merupakan kewajiban yang harus dijalani setiap harinya. Hal tersebut dilakukan agar hati tenang dan waktu tidak terbuang untuk melakukan kegiatan bermanfaat lain.
2. Mengikuti lomba setiap hari minggu.
Setiap hari Minggu dia selalu menargetkan untuk mengikuti lomba walaupun hanya satu. Kebiasaan mengikuti perlombaan inilah yang menjadikannya bisa mengukir banyak prestasi..
3. Mengerjakan tugas tepat waktu.
Sebagai seorang siswa tentunya sudah bukan rahasia ada beban tugas yang sangat banyak. Bagi Sinta tugas bukan menjadi beban melainkan cara dia untuk belajar lebih banyak dan bisa membagi waktu. Disiplin mengerjakan tugas adalah kunci meraih prestasi.
4. Orang Tua yang pengertian.
Orangtua Faisa punya rasa pengertian yang tinggi terutama ketika sedang belajar. Dia diberikan waktu yang longgar untuk belajar di rumah maupun di luar rumah untuk mengikuti kegiatan tambahan di madrasahnya.
5. Masuk kelas tahfidz bukan kelas riset
Faisa bukanlah siswa yang tergabung dalam kelas riset, tetapi dia adalah siswi dari kelas tahfidz. Hal itu tidak menjadi hambatan bagi dirinya untuk mengikuti ajang-ajang sains, bahkan menurutnya dia bisa mengikuti kompetisi sains yang dia sukai dan bisa mengikuti ajang tahfidz yang sudah dia pelajari di madrasah.
Kholidun selaku guru mapel matematika yang membimbing Faisa juga turut mengatakan bahwa Faisa anak yang unik karena siswi kelas tahfidz tapi aktif mengikuti ajang sains. (ib)
.