Fokuskan Materi, Guru Bahasa Indonesia Metro Gunakan Metode FGD (Focus Group Discussion)

Banjarnegara – Metode diskusi kelompok terarah atau lebih dikenal dengan FGD (Focus Group Discussion), peserta diskusi dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Tujuannya adalah agar peserta diskusi fokus kepada materi yang didiskusikan, semua peserta menjadi berpartisipasi dalam diskusi dan pemimpin diskusi atau moderator dapat menangkap informasi dengan baik dari peserta diskusi.

Metode diskusi kelompok adalah salah satu metode untuk mendapatkan informasi dari peserta diskusi, dan  memiliki kelebihan dibandingkan metode lain. Kelebihan lainnya, metode diskusi kelompok kecil yang lebih interaktif dapat memacu peserta diskusi untuk mengeluarkan pendapatnya dari sudut pandang yang berbeda. Hal-hal yang sebelumnya tidak terpikir oleh peserta diskusi dapat muncul saat pelaksaan FGD. Setiap peserta dapat menambahkan opini dari peserta lain.

Peserta didik (Perdik) Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Banjarnegara sangat dituntut untuk aktif dalam setiap proses pembelajaran di kelas, seperti halnya pendidik yang tidak pernah kehabisan cara mewujudkan peserta didik lebih aktif dan kreatif. Untuk memotivasi peserta didik selalu aktif dalam proses pembelajaran, Jumat (23/9).

Pada pelajaran Bahasa Indonesia Jumat pagi, Endah Wahyuningsih, menerapkan metode diskusi. Diskusi kelompok tersebut terkait materi Berkreasi Dengan Puisi Rakyat.

” Untuk mengeksplorasi kreatif peserta didik dalam mencari informasi tentang puisi teman yang dibuat, melalui metode diskusi ini akan berbagi mengerjakan tugas yang diberikan dan saat presentasi per kelompok mereka dituntut untuk aktif, setiap kelompok saling sharing tentang materi tersebut,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan Wangid Sunandar sebagai Wakakurikulum, bahwa banyak manfaat apabila pendidik menerapkan metode diskusi diantaranya, melatih peserta didik dan kelompoknya agar tidak menjadi egois dengan membebankan tugas hanya ke beberapa temannya saja. Metode diskusi sebenarnya sudah biasa dalam keseharian , tapi peserta didik lebih suka diskusi karena bisa jalin rasa kekeluargaan dan kekompakan antar kelompoknya.

“Manfaat bagi pendidik menerapkan metode diskusi ini menjauhkan keegoisan antar teman, bisa menjalin rasa kekeluargaan dan kekompakan antar kelompok dalam satu kelas,” tegas Wangid Sunandar.

Senada dengan yang dikatakan oleh Wakakurikulum, bahwa keaktifan belajar peserta didik juga semakin termotivasi dengan adanya apresiasi dari pendidik di akhir pembelajaran. Pembelajaran yang baik hendaknya memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan keaktifannya. Aktivitas Peserta didik pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan oleh pendidik, agar proses belajar mengajar yang ditempuh mendapatkan hasil yang maksimal.

“Dengan adanya diskusi, peserta didik juga semakin termotivasi dengan adanya apresiasi dari pendidik di akhir pembelajaran, selain itu akan terjadi pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara 2 (dua) orang atau lebih secara lisan dengan tujuan mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau pendapat. Melalui diskusi, pendidik akan maksimal bisa melihat potensi yang ada pada masing-masing peserta didik ,”pungkasnya.(en)

Bagikan :
Translate »