Banjarnegara-Senin, (3/10/22) bertempat di laboratorium komputer MTs N 1 Banjarnegara, sebanyak 10 siswa/siswi tengah mengikuti kompetisi menulis cerpen dan puisi. kompetisi tersebut dilaksanakan secara online oleh Diesnatalis Bhakta.
Dibawah bimbingan Ibu Risky Arbangi Nopi, dirinya mengatakan bahwa dengan mengikutkan para siswa/siswinya khususnya kelas menulis tentu akan menambah wawasan di lingkup literasi.
“Tentu selain menambah khasanah kebahasaan, tentu para siswa/siswi turut adil mengembangkan karya sastra di Indonesia.” tandas wanita yang akrab disapa Arbangi.
Wila, salah satu siswi kelas 7B mengaku senang mengikuti event menulis cerpen. dirinya mengaku tertantang untuk membuat cerita berdasarkan cerita pribadi dengan ditambah imajinasinya.
“Senang banget pokoknya, selain hobi. saya juga bisa menambah pengetahuan yang tadinya saya belum tahu menjadi tahu.” terangnya.
Lebih lanjut, Risky Arbangi Nopi menilai bahwa kebanyakan anak didiknya masih ragu dalam membuat cerpen, hanya karena bukan penulis cerita yang handal.
“Padahal, membuat cerpen sebenarnya tidak sulit loh. Meskipun kamu bukan penulis cerpen, kamu bisa membuat cerpen dengan kualitas yang bagus.”
seperti diketahui, Cerita pendek atau cerpen memang berbeda dengan novel. Antara novel dan cerita pendek mempunyai perbedaan yang sangat kentara di bagian jumlah kata yang dihasilkan. Cerita pendek terdiri atas jumlah kata yang tidak sampai berpuluh-puluh lembar seperti pada novel.
“Agar tidak rancu, dapat disimpulkan jika cerpen adalah karangan atau cerita fiktif maupun non-fiktif yang disusun menggunakan 500-30.000 kata. Selain itu, perbedaan antara cerpen dan novel juga terdapat pada alur cerita.” tutur Arbangi.
kendati demikian, Arbangi terus memberikan berbagai macam referensi cerpen dan juga puisi, agar nantinya para peserta didik dapat memiliki referensi untuk ditiru. (ran)