Banjarnegara – Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. Pentingnya kemampuan literasi anak sekolah dasar akan memberikan informasi terkait kesulitan membaca dan menulis. Salah satu faktor utama yang penting dalam pembelajaran literasi untuk siswa SD/MI kelas awal adalah penggunaan sumber belajar yang menarik.
Murniyati salah satu guru di MI Cokroaminoto 02 Bondolharjo menerapkan kegiatan literasi bagi siswa, kegiatan ini ia berikan di semua mata pelajaran, terutama yang berkaitan dengan pelajaran bahasa Indonesia, ”sbenarnya ini bisa dan bagus jika diterapkan di semua mapel secara khusus karena Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis, mendengarkan, dan juga berhitung. Nah, tujuan dari literasi dasar adalah untuk mengoptimalkan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berhitung, dan juga berkomunikasi dengan sesama” ujar murniyati yang mengajar di kelas I MI Cokroaminoto 02 Bondolharjo.
Dalam pelaksanaanya ternyata kegiatan literasi yang menarik bagi siswa tidak harus dengan biaya yang mahal, seperti untuk membuat media atau sarananya, seperti yang dibayangkan selama ini, terbukti murniyati mampu dan bisa menggunakan barang bekas yang ada di sekitar kita seperti kertas kardus yang dipotong dan ditempel gambar atau tulisan yang besar dan menarik bagi siswa. “jika masih bisa kita menggunakan bahan dan alat yang ada di sekitar kita ya kenapa harus membeli selain irit juga pembelajaran langsung kepada siswa cara hidup hemat dan mampu menggunakan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai atau tidak berfungsi untuk di fungsikan kembali” tambahnya
Guru yang satu ini memang sangat kreatif dan inovatif serta solutif, karena kesehariannya selalu berhadapan dengan anak-anak kelsas I yang masih dan harus selalu membutuhkan bimbingan dan kedekatan secara emosional, karena perubahan dari tingkat DA ke tingkat MI membutuhkan adaptasi atau penyesuaian yang sangat kompleks.
MI Cokroaminoto terus mendorong dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi gurunya untuk mengembangkan KBM melalui kegiatan Literasi dan numerasi ini, terlebih di kecamatan punggelan sudah ada kegiatan KKG bagi guru sehingga kesempatan dan kegiatan ini sangat match dengan pelaksanaan di kelas masing-masing. Fungsi KKG ini benar-benar terasa nyata keberadaannya jika semua peserta KKG bisa mengaplikasikan hasilnya di lembaga atau sekolah masing-masing
Pada kesempatan yang sama Mokh. Basuki menambahkan bahwa menghadapi IKM memang guru harus mau dan mampu untuk berinovasi dan mandiri, tidak boleh dalam zona nyaman, apalagi yang dihadapi adalah anak-anak yang selalu mengalami pertumbuhan dan perubahan pola berpikir maupun instingnya.(mb)