MTs N 1 Banjarnegara, Madrasah Pegiat Literasi Kabupaten Banjarnegara

Banjarnegara – Tidak berlebihan jika MTs Negeri 1 Banjarnegara menerima piagam penghargaan sebagai Madrasah Pegiat Literasi dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara pada saat upacara HAB Kemenag Ke-77 Kabupaten Banjarnegara beberapa waktu lalu.

Geliat literasi di MTs Negeri 1 Banjarnegara sudah dibuktikan dari berbagai kegiatan literasi yang diikuti oleh hampir seluruh warga Madtsansa. Dan salah satu bentuk kegiatan untuk menajamkan budaya literasi di satu-satunya madrasah yang memiliki kelas unggulan menulis di Banjarnegara adalah program membaca senyap.

Membaca senyap adalah kegiatan membaca buku selama satu jam pelajaran di hari Senin pekan genap pada jam pertama setelah tadarus dan dzikir Asmaul Husna. Senyap disini menerangkan bahwa anak-anak dan seluruh warga Madtsansa membiasakan membaca berkualitas dengan tidak melakukan kegiatan lain sehingga tercipta suasana senyap yang nyaman untuk membaca.

Hari Senin (9/1) merupakan pekan genap pertama di semester genap tahun pelajaran 2022/2023. Kegiatan membaca senyap MTs Negeri 1 Banjarnegara dilaksanakan di semua kelas dengan didampingi oleh masing-masing wali kelas.

Yuniyati selaku wakil kepala urusan kurikulum melakukan pemantauan ke hampir seluruh kelas untuk memastikan semua kelas melaksanakan budaya literasi Madtsansa ini dengan baik.

“Kegiatan membaca senyap adalah salah satu upaya meningkatkan kemampuan membaca siswa yang menurut penelitian, kemampuan membaca siswa Indonesia masih sangat rendah. Di bawah bimbingan setiap wali kelas, saya juga memastikan bahwa ketersediaan buku di semua kelas sudah memenuhi. Jika belum maka segera dilakukan tindakan solusi sehingga semua siswa dapat melaksanakan kegiatan membaca senyap ini,” terang Yuniyti setelah melakukan kegiatan pemantauan.

Buku-buku bacaan yang tersedia di kelas merupakan hasil dari sedekah buku yang hampir setiap tahun dilaksanakan di Madtsansa dalam rangkaian kegiatan Matsama. Adapun jenis buku bacaannya beragam meliputi buku fiksi dan non fiksi selain komik.

Sementara menurut Widi Widayati, guru koordinator program Literasi MTs Negeri 1 Banjarnegara menjelaskan bahwa tantangan dalam program ini adalah bagaimana mengajak siswa untuk membaca bermakna.

“Membaca buku adalah kegiatan yang sangat ringan namun berat untuk dilakukan oleh siswa. Membaca bermakna itu tujuannya, sehingga diharapkan siswa dapat menceritakan kembali apa yang ia baca. Jika tujuan ini tercapai, maka usaha meningkatkan minat baca siswa Indonesia dapat terlaksana, ” ungkap Widi Widayati.

Membaca bermakna selama kurang lebih 30 menit untuk kemudian menuliskan rangkuman dari halaman yang mereka baca di buku jurnal membaca masing masing siswa, adalah salah satu program Madtsansa dalam menggiatkan literasinya. (Lin)