Banjarnegara – MAN 2 Banjarnegara menggelar salat gaib berjamaah untuk 53 orang yang telah dinyatakan gugur dalam musibah tenggelamnya kapal selam KRI (Kapal Republik Indonesia) Nanggala 402 di masjid madrasah, (27/04).
Sekitar 52 orang guru dan pegawai yang sedang WFO (Work FromOffice) beserta 170 orang peserta didik Uji Coba PTM (Pembelajaran Tatap Muka) mengikuti kegiatan ini dan dibagi ke dalam dua sif untuk menghindari kerumunan. Sif pertama peserta didik kelas X dan beberapa guru yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, serta sif kedua untuk peserta didik kelas XI sekitar pukul 09.30 WIB.
Salat gaib berjamaah ini ditujukan untuk mendoakan para korban semoga husnulkhatimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Swt. Sebelum pelaksanaan salat, acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Madrasah dan penjelasan tata cara salat oleh Kepala Laboratorium Pendidikan Agama Islam (LPAI) MAN 2 Banjarnegara.
Kepala Madrasah, Ridlo Pramono dalam sambutannya menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas musibah yang menimpa para korban. “Ini menjadi duka kita bersama, semoga mereka yang gugur husnulkhatimah, mendapat tempat mulia di sisi Allah Swt., serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran juga ketabahan,” ungkapnya.
Beliau juga menambahkan bahwa salat gaib ini mempunyai beberapa manfaat di antaranya adalah bisa melatih diri untuk mempunyai rasa peduli terhadap sesama, mendapat pahala yang besar dan berlimpah kebaikan, serta memberikan pertolongan pada si mayit.
M. Ali Sholihudin Kepala LPAI yang bertugas sebagai imam salat menjelaskan tata cara salat gaib dari mulai niat sampai dengan salam. “Salat gaib ini merupakan implementasi materi mata pelajaran Fiqih bab salat jenazah. Dengan adanya praktik salat di madrasah ini, harapannya ke depan peserta didik juga dapat menerapkan di masyarakat ketika ada orang yang meninggal untuk ikut melaksanakan salat jenazah,” jelasnya.
Sementara salah satu peserta Uji Coba PTM, Ilham Ariawan Al Ashar mengungkapkan perasaan bersyukurnya dapat berkesempatan mengikuti kegiatan salat gaib ini. “Saya senang dapat mempraktikkan langsung ilmu yang saya dapat dipelajaran dan insyaallah akan saya amalkan ke depannya. Doanya, semoga para korban husnulkhatimah dan yang ditinggalkan sabar serta tabah, amin,” pungkasnya.
Rangkaian kegiatan salat gaib berjamaah tersebut diakhiri dengan dengan doa bersama untuk para korban dan keluarga yang dipimpin langsung oleh imam salat. (ta/ak)