Tingkatkan Kompetensi Seni Al Quran Guru Melalui Kegiatan Upgrading

Banjarnegara – MIMAU (MI Maarif Unggulan) Al Falah Joyokusumo memiliki program Unggulan khusus yaitu Seni Al Qur’an, yang terdiri dari Tilawah, Kaligrafi, Qiraati, dan Tahfizh.

Program ini dijadikan pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh siswa madasah. Dalam mengajarkan pelajaran ini memerlukan keahlian khusus, sehingga guru seni Al Qur’an memang memiliki syahadah ataupun keahlian tersendiri.

Untuk menghasilkan output pembelajaran yang diharapkan sesuai target madrasah, maka meskipun guru – guru yang tidak mengampu pelajaran Seni Al Qur’an tersebut tetap harus mengikuti Program Mingguan di Madrasah yaitu “Upgrading Seni Al Qur’an”.

Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap Jumat, dengan materi setiap Jumatnya berbeda – beda yaitu Minggu pertama Menulis (Imla’), Minggu kedua Baca Simak Al Qur’an dan urai tajwid, Minggu ketiga Tilawah dan Minggu terakhir Tahfizh.

Oleh Karena itu pada Jumat (5/11) guru-guru MIMAU mengadakan acara Upgrading Seni Al Qur’an dengan materi Menulis Arab. Farida Fitriana yang diberikan tugas oleh Kepala Madrasah untuk memimpin dan membimbing dalam mengantarkan guru – guru agar memiliki kompetensi dalam bidang tersebut selalu menyiapkan materi ajar.

“Kita guru – guru MIMAU Joyokusumo senantiasa bersama – sama ikut mensukseskan program madrasah salah satunya target siswa – siswi untuk mampu menulis arab dengan baik dan benar. Untuk itu saya yang diamanahi kepala madrasah berusaha belajar bersama guru lainnya di setiap Minggu pertama ini”. Ucap Farida guru Kelas V ini.

Kegiatan ini rutin dilaksanakan diruang guru selepas mengajar yaitu dimulai pukul 10.30 sampai dengan 11.30 WIB. Meskipun hanya satu jam namun benar – benar dimanfaatkan untuk belajar. Farida dalam hal ini sebagai Narasumber membuka Upgrading serta menyiapkan materi Imla yang disampaikan berupa lima soal yaitu tentang kalimah – kalimah thoyyibah. Sebelum diberikan soal, Farida memberikan tata cara  atau kaidah menulis. Baru kemudian diberikan soal sesuai dengan tingkatannya, setelah itu satu per satu tulisan guru dikoreksi kebenarannya.

“Guru – guru di madrasah kami diharapkan mampu membaca, menulis tulisan arab dengan baik dan benar. Meskipun beberapa guru bukan berlatar belakang pesantren, Namanya guru Madrasah harus bisa membaca dan menulis Al Qur’an. Oleh karena itu kami rutinkan kegiatan ini agar kompetensi dalam bidang ini terus meningkat, tulisan Arabnya makin bagus dan sesuai dengan kaidah menulis,” tutur Wahyul selaku kepala madrasah saat menilik kegiatan tersebut di akhir penutupan kegiatan. (wk/ak)