Kanwil Kemenag Jateng sudah berbenah dengan perbaikan Tata Organisasi dan Pelayanan tidak lekas puas dengan diri dan hanya bertahan dengan status baik tersebut. Musta’in Ahmad selaku Kepala Kanwil ingin lebih baik lagi dengan Slogan ’Kemenag Jateng Majeng’.
Demikian disampaikan saat Pembinaan ASN di Aula Kankemenag Banjarnegara Selasa ini (10/11) kepada kurang lebih 120 ASN di lingkungan Kemanag Banjarnegara yang terdiri dari Kasi-Penyelenggara, Kepala KUA Kecamatan, Pengawas Madrasah dan Pengawas PAI, Kepala Madrasah Negeri, Penyuluh Fungsional Agama Islam dan ASN Kankemenag Banjarnegara.
“Diharapkan melalui semangat Majeng, kehadiran Kementerian Agama di Jawa Tengah bisa diafirmasi dan dirasakan lebih pelayanannya langsung oleh masyarakat karena sejatinya ASN adalah pelayan masyarakat,” ungkapnya.
Posisi ASN adalah dalam ranah eksekutif/pelaksana, yang tentunya perlu paham posisi apartur sipil negara yang mampu menempatkan diri dalam bertindak, cara berfikir dan mematuhi peraturan pemerintah.
Adapun ukuran performa seorang ASN adalah kinerja dan pelayanan. Kinerja karena formalnya sebagai pegawai yang melakukan kegiatan administratif dan birokrasi juga pelayanan yang ukurannya bisa subjektif karena melayani masyarakat yang berbeda-beda perilakunya.
“Dengan adanya reformasi birokrasi, sekarang ini terbuka kesempatan untuk bersaing dan beradu keunggulan sebagai ASN sesuai dengan bidang kerja dan kemampuan yang dimiliki,” tandasnya.
Kakanwil menjelaskan bahwa MAJENG merupakan singkatan dari M yaitu Moderat artinya ‘Membangun kehidupan yang beragama yang moderat/ di tengah tengah dengan memaksimalkan semua potensi yang ada,’’ katanya.
A artinya Akuntabel berarti dapat dipertanggung jawabkan dari hasil bekerja dan tugas. Baik Administratif juga memiliki Etis. Untuk ‘JE’ maksudnya jernih/transparan sesuai dengan SOP yang jelas. Dan NG artinya ngayomi, artinya mampu memberikan rasa nyaman, melindungi, sekaligus membina.
Pandemi Adalah Cara Alam Untuk Berbenah
“Masa kondisi pandemi merupakan cara alam berbenah. Kita bagian dari alam tersebut , untuk itu harus mengikutinya berbenah, jika tidak akan tergulung oleh alam,” ucap Kakanwil
Mencuci Tangan Dengan Sabun, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak (3M) memiliki makna jika kita bisa mengamatinya dan bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai ASN Kementerian Agama.
Makna ‘Cuci tangan dengan sabun’, memberikan kita isyarah kepada kita untuk membersihkan tangan-tangan kita dari perbuatan yang tidak baik selama bekerja sebagai pegawai. “Mulai saat ini hal ini perlu dihentikan dan dibersihkan,” ucapnya.
‘Menggunakan Masker ‘ berarti kita perlu menjaga ‘mulut/omongan’ kita. ‘ngomong’ seperlunya saja, tidak kebanyakan ngomong yang tidak bermanfaat, tidak terkecuali ngomong melalui jari-kita dengan komentar-komentar di medsos.
Adapun ‘Jaga Jarak’ bisa diartikan untuk jangan fokus kepada orang lain, jangan dilihat orang lain saja. Kita perlu mawas diri, instrospeksi dan lebih berkarya melalui kemampuan diri.
“Setiap orang dalam episot kehidupan memilki kesempatan untuk berbuat baik. Mari kita berbenah dengan berbuat lebih baik, juga sebagai ASN mempunyai kesempatan berbuat baik. Tunjukkan Kementerian Agama di Jawa Tengah mampu maju/majeng dalam kinerja dan pelayanan,” pungkasnya. (Nangim)