Membangun Kebersamaan Antar Peserta Didik, Guru MTs N 2 Banjarnegara Terapkan Model Pembelajaran Kooperatif

Banjarnegara – Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Dengan alasan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri, juga  dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

Bu Endy sapa akrabnya salah satu guru Bahasa Indonesia MTs Negeri 2 Banjarnegara pada hari Sabtu ( 05/08) ditemui tim media metro menyampaikan ada berbagai faktor yang menjadi komponen dari proses pembelajaran itu sendiri yaitu  guru, tujuan sarana dan strategi atau metode dan model pembelajarannya itu sendiri. Semua komponen itu saling melengkapi dan saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Seorang guru yang kaya akan penguasaan materi umpamanya, tidak akan dapat berhasil mengajar dengan baik kalau hanya mengandalkan kekayaan yang dimilikinya itu, tanpa memperhatikan metode apa yang akan ia gunakan yang sesuai dengan kondisi siswa yang dihadapinya, demikian dengan yang lainnya.

“Faktor yang menjadi komponen dari proses pembelajaran itu sendiri yaitu  guru, tujuan sarana dan strategi atau metode dan model pembelajarannya itu sendiri. Semua komponen itu saling melengkapi dan saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Seorang guru yang kaya akan penguasaan materi umpamanya, tidak akan dapat berhasil mengajar dengan baik kalau hanya mengandalkan kekayaan yang dimilikinya itu, tanpa memperhatikan metode apa yang akan ia gunakan yang sesuai dengan kondisi siswa yang dihadapinya, demikian dengan yang lainnya,” ungkapnya.

Endah  juga menambahkan keterangannya dari manfaat berdiskusi dalam kelompok yang dilakukan oleh peserta didik diantaranya:

  1. Memberi tempat pada yang lain
  2. Berada dalam kelompok
  3. Melakukan hubungan mata
  4. Belajar berbicara dengan berbisik
  5. Memanggil siswa dengan namanya
  6. Mengurangi rasa ingin mengalahkan
  7. Belajar mengambil alih pembicaraan
  8. Membentuk rasa berkelompok (swim and sink together)
  9. Memberikan kesempatan pada orang lain untuk berbicara
  10. Mendengarkan dengan seksama.

Salah satu peserta didik bernama Najela dari kelas VIIIA menyampaikan sangat suka belajar dengan metode kelompok dengan begini bisa berbicara antar teman, walaupun berisik tapi menghasilkan karya dari tugas materi yang dipelajari.

“ Saya mewakili kelompok lain sangat suka belajar dengan metode kelompok dengan begini bisa berbicara antar teman, walaupun berisik tapi menghasilkan karya dari tugas materi yang dipelajari,” pungkasnya.(en)