MTs Tangho Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai Salah Satu Bentuk Kecintaan Terhadap Rasulullah

Banjarnegara – Setiap tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Hijriyah di kenang sebagai hari kelahiran Nabiullah Muhammad SAW. Banyak di antara Umat Muslim memperingatinya sebagai wujud rasa cinta dan kasihnya kepada Rasulullah SAW. Berbagai bentuk kegiatan sesuai dengan tradisi dan budaya daerah setempat mewarnai peringatan ini.

Madrasah Tsanwiyah Tanbihul Ghofilin (MTs Tangho) berkolaborasi dengan MA, pada Kamis (6/10) mengadakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam tema “ Dengan Sholawat Mari Tumbuhkan Kecintaan Kepada Rasulullah.” Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Auditorium Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin serta diikuti oleh seluruh staf karyawan, dewan guru madrasah, dan siswa – siswi madrasah.

Kegiatan ini dibuka dengan lantunan sholawat bersama dengan diiringi oleh Grup Rebana Santri Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin dan dipimpin langsung oleh Ags. Ulinuha yang merupakan salah satu putra dari K. H. Muhammad Chamzah Hasan selaku pengasuh pondok pesantren serta ketua Yayasan Tanbihul Ghofilin, menambah semangat jamaah dalam melantunkan sholawat nabi.

Dalam sambutannya Ning Umi Labibah selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan menyampaikan kepada seluruh jamaah yang hadir dalam acara tersebut bahwa kita wajib merayakan maulid nabi sebagai bentuk rasa kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

“Sebagai santri yang sekaligus pelajar, kita wajib merayakan kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kenap wajib? Karena ulang tahun kita saja, kita buat acara sedemikian meriah, sedangkan ulang tahun kanjeng Nabi Muhammad SAW yang merupakan suri teladan kita serta selalu kita nantikan syafaatnya di yaumil akhir kelak tidak ada rasa bahagia – bahagianya. Marilah kita ikuti dan meriahkan acara kali ini sebagai bentuk rasa cinta kita, rasa rindu kita kepada nabi kita,” pungkasnya.

Pada acara inti yaitu Mau’idhoh hasanah di isi langsung oleh K.H. Faishol Hasanuddin selaku salah satu pengasuh Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin, beliau menyampaikan bahwa jangan pernah meremehkan mahalul qiyam, sebab rasululloh senantiasa selalu bersama orang – orang yang membaca sholawat dan juga menceritakan kisah 500 dinar sebagai salah satu bukti cintanya nabi terhadap umat yang selalu membaca sholawat.

“Mahalul qiyam tidak boleh diremehkan banyak cerita bahwa Nabi Muhammad SAW hadir ketika  sedang mahalul qiyam namun hanya kekasih Allah lah yang dapat melihatnya. Walaupun sudah wafat, tapi masih memperhatikan umatnya. Ada sebuah kisah dimana Rasulullah hadir ketika umatnya membaca sholawat. Kisah antara si miskin yang terlilit hutang sebesar 500 dinar kepada si kaya. Karena tidak mampu membayar dalam waktu yang ditentukan, maka si miskin dibawa ke pengadilan. Dalam pengadilan si miskin meminta waktu satu hari lagi untuk berunding dengan keluarga dan memberikan jaminan kepada hakim yaitu nama Muhammad SAW sebagai jaminannya. Ia begitu yakin dengan apa yang ia ucapkan hingga pada saat malam hari setelah berunding dengan istrinya, ia membaca sholawat sampai tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. kemudian mendapat tugas untuk menyampaikan kepada ulama fulan bahwa sholwat malam terakhirnya telah sampai kepada baginda nabi. Akhirnya si miskin pun berangkat ke rumah fulan untuk menyampaikan pesan nabi begitu berita menggembirakan itu didengar, ulama fulan pun membantu melunasi hutang si miskin sebesar 500 dinar dan ditambah 250 dinar untuk si miskin karena telah menyampaikan pesan dari nabi kepadanya. Bukan hanya itu, hakim dalam persidangan pun turut membantu si miskin dan memberikan 500 dinar karena pada malam itu ia juga bermimpi bertemu nabi dan memberikan 500 dinar kepada si miskin untuk melunasi hutangnya. Sementara si kaya tiba – tiba datang ke rumah hakim  kemudian bertemu si miskin lalu dipeluknya si miskin karena betapa bahagianya ketika ia bermimpi bertemu nabi, dan ia pun membebaskan semua hutangnya dan memberi 500 dinar kepada si miskin sebagai ucapan terima kasih karena berkatnya ia bermimpi bertemu nabi. Itulah sekelumit kisah sebagai bukti bahwa Rasulullah selalu memperhatikan urusan umatnya,” jelasnya.   

Seperti biasanya, sebelum acara penutup K.H Faishol Hasanuddin memberikan hadiah bagi siswa yang mampu menjawab pertanyaan – pertanyaan terkait Nabi Muhammad SAW. yang dilanjutkan dengan lantunan doa penutup.

Rasulullah SAW adalah suri teladan yang sempurna, tak ada cela di setiap akhlaknya. Banyak buku yang berisi tentang keluhuran pribadinya namun itu mungkin belum mampu menggambarkan dan melukiskan sepenuhnya tentang kemuliaannya. (tfh)

Bagikan :
Translate »