Media Tanamkan Ketakwaan Anak Sejak Dini Melalui Praktek Manasik

Banjarnegara – Pada program kerja Ikatan Guru Radhlatul Atfal (IGRA) Kabupaten Banjarnegara tahun 2019 ini meng-agendakan pelatihan manasik haji bagi siswa-siswa RA/BA/TA se kabupaten Banjarnegara. Kegiatan terlaksana Kamis ini (01/08) bertempat di Area Pelatihan Manasik Haji-Hotel Surya Yudha yang sudah tersedia miniatur dan lokasi permanen yang tepat untuk praktik.

Pembukaan dilaksanakan di Balai Apung yang melibatkan 1.800 peserta untuk putaran pertama. Kegiatan di hadiri Kasi Penmad,  Pokjawas,  Pengawas Madrasah wilayah Wanayasa,Perwakilan KKM,  IGRA kecamatan se-Banjarnegara, Kepala RA dan Guru RA Kecamatan wilayah kalibening,  wanayasa,  batur, karangkobar dan wanayasa.  

Kegiatan yang mengambil “Kita tumbuhkan ketakwaan anak usia dini yang mandiri dan Taat beribadah”, dimulai dengan pembacaraan doa oleh Pengawas madrasah distik batur karangkobar – Hisam.  Rencana kegiatan akan diadakan selama 7 putaran dengan mempertimbangkan jumlah peserta latihan manasik haji anak.

“Awal pelajaran anak-anak didik baru berlatih lafadz indah, melalui peragaan manasik haji berlafadz benar dan penuh keikhlasan,” Dyah Kumala Sari Pengurus IGRA Provinsi Jawa Tengah.

Dalam prakteknya diharapkan para guru pendamping bisa mengawasi peserta yang masih anak-anak mulai pelepasan sampai dengan penjemputan oleh wali siswa, pesannya.

Plt Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara, H. Sumarna mengharapkan kegiatan bisa menjadi motivasi orang tua, guru dan siswa terkait pelaksanaan haji, dan keinginyan mendaftar haji usai praktek anak didiknya.

“Ibadah haji merupakan perjalana ibadah yang membutuhkan ilmu agar bisa dijalankan dengan baik dan beanr untuk menjadi haji yang mambur,” ucapnya.

Ada beberapa sebutan terkait ibadah Haji, haji merupakan “ibadah qolbiyah” (Hati/batin) untuk pelaksanaannya dibutuhkan kemantapan hati. Haji juga disebut ibadah badaniyah karena dibutuhkan disik dan dan raga yang sehat.

Karena membutuhkan biaya, termasuk “ibadah maaliyah” karena membutuhkan biaya dalam prakteknya. Ibadah ini disebut juga “ibadah ijtimahiyah” karena dilaksanakan berjamaah dan bersama-sama.  Adapun dalam pelaksanaanya walau dilakukan berjamaah namun dikerjakan secara mandiri dan tidak tergantung orang lain maka bisa disebut juga “ibadah fardiyah”.

Usai dibuka secara resmi, berkanan Plt Kakankemenag melepas kloter kloter pertanda dengan bacaan talbiyah. Dengan memakai pakaian ihram para siswa RA/BA/TA tertib dan hikmat melakukan proses kegiatan praktek manasik dimulai Miqot, Wukuf, Towaf, mengambil kerikil untuk jumrah,  pelaksaan jumrah. (Nangim)