Banjarnegara – Istiqomah merupakan salah satu bentuk akhlak mulia, suatu istilah bahasa arab yang sering diucapkan oleh masyarakat muslim, sifat ini selayaknya dimiliki oleh setiap muslim agar tidak mudah digoyahkan tantangan maupun halangan dalam memegang tali Islam dan menjalankan ajaran Islam.
Itulah penjelasan mengenai istiqomah yang disampaikan oleh Ibu Titik melalui kuliah Ramadhan pada Kamis, (7/4/22). Bertempat di kelas 7B, Titik menyebut ada 3 istiqomah yang perlu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana diketahui, bentuk-bentuk Istiqomah Menurut sebagian ulama berpendapat bahwa istiqomah itu terjadi secara lahir maupun batin. Yang dimaksud istiqomah secara lahir adalah patuh terhadap semua perintah Allah SWT.
“Yang pertama adalah istiqomah hati. Apabila hati telah istiqomah dalam makrifat kepada Allah, takut kepada-Nya, mengagungkan-Nya, mencintai-Nya, menjadikan-Nya tujuan, tumpuan harapan, berdoa, tawakal kepadanya dan berpaling dari yang selain-Nya. Sebagaimana HR. Ibnu Majah yang artinya Ketahuilah, bahwa di dalam badan terdapat segumpal darah. Jika ia baik, maka semua anggota badan akan baik. Jika ia rusak, maka semua anggota badan akan rusak. Segumpal darah tersebut adalah hati.” terang Titik.
Selain hati, yang kedua istiqomah lisan. Lisan merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada manusia, karena dengan lisan itulah mereka dapat mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai pernyataan keislaman. Yang juga paling harus diperhatikan setelah istiqomah hati karena ia merupakan penerjemah hati dan juru bicaranya.
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” Terang Titik melalui QS. Ibrahim 14: 27.
Dan yang terakhir, Titik menyebut istiqomah dalam perbuatan. Amalan anggota badan meliputi ucapan lisan serta segala sesuatu yang dilakukan oleh tangan dan kaki. Termasuk yang dilakukan oleh pancaindra: pendengaran, penglihatan, penciuman, perasa, dan peraba. Semua amalan ini disebut amalan lahir, sebagaimana kebalikan dari amalan batin atau amalan hati.
Dari penjelasan tersebut, Titik berharap kepada siswa/siswi MTs N 1 Banjarnegara untuk tetap menjalankan kewajiban yang telah Allah berikan kepada umatnya. (ran)