Banjarnegara – Mata pelajaran matematika menjadi salah satu pelajaran yang tidak mudah, dan jarang peserta didik yang menyukainya, bahkan takut untuk menghadapi pelajaran matematika.
Padahal perlu kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan yang berkaitan dengan berhitung.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menghafal rumus matematika yaitu dengan metode bernyanyi. Kita sadari atau tidak beberapa siswa lebih mudah untuk menghafal sebuah lagu dibandingkan menghafal pelajaran bukan?. Oleh karena itu, bisa diterapkan kepada anak dengan mengubah isi lagu yang anak sukai yang lirik lagunya bisa kita ganti dengan rumus matematika.
Di kelas II B MI Ma’arif Al Falah Joyokusumo motode belajar dengan bernyanyi ini diterapkan dalam menghafal materi satuan berat benda. Nyanyian lagu satuan berat ini dinyanyikan setiap saat untuk mengawali atau mengakhiri pelajaran tematik.
Diawali dengan pemberian materi secara umum, dilanjutkan dengan berlatih menghafal dengan bernyanyi bersama sebanyak 2 sampai 3 kali. Setelah berlatih anak-anak sudah mampu mengenali nada dan liriknya dengan mudah, sehingga anak-anak dengan mudah menghafalnya. Kemudian guru meminta anak untuk mengulang menyanyikan dengan gaya bebas.
Menurut Novia Ayu, wali kelas 2B MI Ma’arif Al Falah Joyokusumo menyebutkan belajar menghafal dengan bernyanyi akan semakin mudah melekat di ingatan anak.
“Menyanyi dengan menggunakan gaya akan semakin memperkaya bekal materi pengingat karena semua gaya belajar terakomodasi di dalamnya, yakni visual, auditori, dan kinestesis. Cara ini bisa membuat anak semakin cepat dan mudah menghafal,” ungkapnya pada Selasa, (1/3/2022)
Dari metode yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ini, Wahyul Khomisah sebagai Kepala Madrasah mengapresiasi kelas tersebut, dan berharap guru-guru kelas lainnya pun bisa lebih kreatif dan inovatif dalam mengajarkan materi pada pelajaran apapun.
“Saya sangat mengapresiasi semua guru – guru yang dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan media dan metode yang menarik. Contohnya di Kelas II B ini, hal ini otomatis akan meningkatkan semangat belajar siswa, sehingga dengan antusias mereka belajar, ternyata hasilnya pun meningkat karena lebih paham,” tutur Wahyul. (na/wk)