Banjarnegara – Pembelajaran di luar ruangan/kelas atau outdoor study merupakan salah satu metode pembelajaran yang aktivitas belajarnya berlangsung di luar ruangan, misalnya di taman, gazebo, beranda kelas, dan lain sebagainya. Pembelajaran tersebut bertujuan untuk melibatkan pengalaman langsung serta menantang semangat petualangan peserta didik agar lebih akrab terhadap lingkungan.
Metode pembelajaran di luar kelas merupakan upaya mengajak lebih dekat dengan sumber belajar yang sesungguhnya, yaitu alam atau lingkungan madrasah. Peserta didik diarahkan untuk melakukan aktivitas yang dapat membawa mereka pada perubahan perilaku terhadap lingkungan sekitar.
Surya Widhi Prakosa yang merupakan guru mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas IX G, mengajak peserta didiknya untuk belajar di luar ruangan.
“Saya memang telah merencanakan pada materi menyajikan teks laporan percobaan, saya akan mengajak anak-anak untuk belajar di luar ruangan. Kebetulan lingkungan di MTs Negeri 2 Banjarnegara sangat luas. Hal ini tentu sangat mendukung untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang unik, kreatif, inovatif, menantang, dan menyenangkan.” jelasnya saat ditemui di taman Metrobara pada Kamis (11/8).
Waka kurikulum MTs Negeri 2 Banjarnegara, Wangid Sunandar mendukung penuh mengenai metode pembelajaran yang dilakukan oleh beberapa guru.
“Kami tentu mendukung dan terus memotivasi supaya kegiatan belajar mengajar di MTs Negeri 2 Banjarnegara dapat berjalan dengan baik dan lancar. Banyak fasilitas madrasah, silakan untuk dimanfaatkan sebaik mungkin. Kegiatan pembelajaran yang seperti ini tentu lebih menarik dan tidak membosankan. Peserta didik dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungan madrasah.” jelas Wangid kepada tim media Metrobara.
Salah satu peserta didik kelas IX G mengaku sangat senang dan menikmati saat belajar di luar ruangan.
“Dalam kegiatan belajar kali ini, kami diajak untuk belajar di luar ruangan. Pada kesempatan kali ini, kami mencoba untuk menyajikan teks laporan percobaan yang dikerjakan secara berkelompok. Kami merasa senang dan menikmati, kami merasa lebih leluasa, nyaman, dapat menghirup udara segar tanpa skat dinding yang membatasi. Dengan kondisi dan situasi yang seperti ini, kami dapat mewujudkan kreativitas kami dengan baik.” ungkap Novita Eka Safara. (sh/swp)