Banjarnegara – Jargon adalah istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan yang dipakai satu kelompok tertentu. Biasanya digunakan untuk ciri khas suatu kelompok lomba, kelas, dan ruangan- ruangan di Instansi tertentu. Seperti halnya di MI Ma’arif Al Falah Joyokusumo (Mimau) yang biasa menggunakan jargon di tiap kelasnya. Dari tahun ke tahun jargon tiap kelas berbeda dan bermacam-macam. Tentunya dengan arti yang berbeda dan mengandung suatu doa bagi kelas khususnya peserta didik. Pada kegiatan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama) tahun 2023/2024 ini pun, salah satu kegiatannya yaitu pembuatan jargon dan logo di setiap kelas mulai dari kelas I-VI yang dibuat oleh masing- masing guru khususnya guru kelas.
Jargon merupakan sebuah kata yang memiliki makna positif untuk motivasi khususnya dalam belajar dan beraktivitas di madrasah. Jargon digunakan dan digemakan setiap akan memulai atau usai pembelajaran, dan tak jarang pada sela-sela kegiatan pembelajaran sebagai jeda sesaat disaat peserta didik terlihat seperti tidak semangat/ kurang konsen. Dan kadang kala juga digunakan pada saat penampilan- penampilan kelas dan event-event tertentu. Salah satunya ketika penutupan kegiatan Matsama Kamis lalu.(20/7)
Sebagai contoh jargon kelas IIIB Geemes merupakan kepanjangan dari Generasi Mandiri be Smart. Dari jargon tersebut tentu memiliki arti yang bagus juga doa yang baik untuk generasi peserta didik kelas IIIB khususnya. Begitulah yang disampaikan oleh Nuri Fatimah wali kelas tersebut.
“Jargon kelas kita merupakan doa buat anak-anak, dan logo jargon kelas kita juga mengandung arti yang juga mengandung doa baik untuk anak-anak. Jadi generasi yang mandiri, tidak cengeng, percaya diri dan berani mengungkapkan hal-hal posistif, sehingga harapannya menjadi anak yang cerdas, pintar juga tentunya sholih-sholihah, aamiin….,” ucap Nuri menyampaikan melalui grup WhatsApp kelas IIIB.
Wahyul Khomisah selaku kepala Madrasah setiap tahun ajaran baru memberikan kesempatan kepada seluruh dewan guru, khususnya guru kelas untuk membuat jargon dan logo kelas masing- masing. Hal ini sangat mengasyikkan tentunya, karena guru berinovasi bagaimana cara membuat nama kelas yang unik, kreatif dan berani berbeda. Pembuatan jargon dan logo dilakukan oleh setiap guru kelas dari kelas I-VI.
Jargon kelas yang dibuat oleh guru nantinya akan menjadi ciri khas kelasnya masing-masing dengan berbagai arti yang tentunya menjadikan sebuah motivasi dan doa. Sebuah semangat tersendiri tentunya bagi guru, dalam mempersiapkan nama jargon dan logo kelasnya. Hal ini tentunya dapat melatih guru dalam hal berpikir kreatif dan inovatif.
“Terimakasih guru-guru atas semangat dan kreativitasnya dalam membuat jargon kelas beserta logo memiliki arti yang luar biasa. Semua jargon sangat bagus dan kreatif, lekat dengan makna dan doa. Tentu saja jargon tersebut menjadi ciri khas kelas masing – masing dan menjadi harapan dan doa dari para wali kelas, dan kita semua,”tutur Wahyul saat akan menutup doa.(nf)