Banjarnegara – Pelatihan teknis substantif manajemen pembelajaran hasil kerja sama Balai Diklat Keagamaan Semarang dengan Kelompok Kerja Kepala MTs Kabupaten Banjarnegara memasuki hari kedua.
Agenda pelatihan di hari kedua adalah melakukan dua analisis yaitu analisis prota promes dan analisis capaian pembelajaran. Kedua materi disampaikan oleh Widyaiswara dari Balai Diklat Keagamaan Semarang Sri Sukarni Katamwatiningsih dan Samsul Falak.
Di sesi pertama, secara bergantian kedua pemateri mengajak peserta pelatihan menganalisis prota promes. Sri Sukarni Katamwatiningsih atau yang akrab di sapa Ibu Katam menguraikan bahwa analisis prota promes ini sangat penting mengingat dari analisis ini akan didapatkan jumlah minggu efektif dan tidak efektif selama setahun.
“Analisis ini sangat penting agar Ibu Bapak menemukan jumlah minggu efektif dan tidak efektif selama satu tahun. Secara umum, setiap madrasah boleh berbeda dalam menentukan jumlah minggu efektif namun harus mengacu pada aturan minimal yaitu minggu efektif minimal berjumlah 36 minggu,” urai Katamwatiningsih pada Rabu (27/7)
Yuniyati, peserta pelatihan dari MTs Negeri 1 Banjarnegara yang juga wakil kepala urusan kurikulum MTs Negeri 1 Banjarnegara menyampaikan bahwa jumlah minggu tidak efektif di MTs Negeri 1 Banjarnegara berbeda dengan madrasah yang lain.
“Jumlah minggu tidak efektif MTs Negeri 1 Banjarnegara disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan yang secara riil akan dilaksanakan di Madtsansa dan hal ini tentu di bawah pantauan dan sepengetahuan Ibu Pengawas madrasah,” ujar Yuniyati.
Setelah sesi materi, seluruh peserta pelatihan mengerjakan 4 Lembar Kerja (LK) yang diunduh dari website Balai Diklat Keagamaan Semarang untuk kemudian jawaban diupload kembali sebagai bukti keikutsertaan peserta dalam mengikuti pelatihan. (Lin)
