Banjarnegara – Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) merupakan isu penting dan mendesak yang diperlukan madrasah di Indonesia saat ini sebagai bentuk dari upaya untuk menyikapi perkembangan dunia yang begitu cepat. Kebutuhan kecakapan abad 21 memaksa madrasah harus menyiapkan peserta didiknya untuk memiliki karakter kuat, berakhlak mulia, moderat, berwawasan luas serta memiliki kemampuan berpikir atau bernalar kritis dan bukan hanya membekali bidang keilmuan semata.
Evaluasi AKMI meliputi Literasi Membaca, Literasi Numerasi, Literasi Sains dan Literasi Sosial Budaya. Adapun pelaksanaan AKMI sendiri akan diawali dengan Gladi AKMI pada 13 September 2022 dan untuk pelaksanaannya pada 24, 26, 27, 28 September 2022. MTs Negeri 1 Banjarnegara terpilih menjadi salah satu madrasah pilot project pelaksanaan AKMI jenjang MTs di Kabupaten Banjarnegara dengan jumlah peserta AKMI 271 siswa yang merupakan seluruh siswa kelas VIII.
Yuniyati selaku wakil kepala urusan kurikulum mengambil langkah cepat untuk menyiapkan seluruh peserta AKMI MTs Negeri 1 Banjarnegara dengan membuat jadwal bimbingan intensif AKMI.
“Sejak Senin kemarin kita sudah melaksanakan bimbingan belajar persiapan menghadapi AKMI tahun 2022. Bimbingan dilaksanakan setiap hari dari Senin hingga Kamis setelah kegiatan belajar mengajar di kelas masing-masing. Sejumlah guru kami jadwalkan dan siapkan untuk memberikan materi Literasi Membaca, Literasi Numerasi, Literasi Sains dan Literasi Sosial Budaya. Bismillah…Madtsansa siap!” ungkap Yuniyati di ruangannya.
Eko Widodo selaku kepala madrasah mengharapkan pelaksanaan AKMI yang perdana ini dapat berjalan dengan baik sesuai harapan dan rencana.
“Sebagai madrasah pilot project tentu kita harus menyiapkan kegiatan AKMI dengan semaksimal mungkin. Bimbingan intensif menjadi salah satu jalan agar anak-anak mendapatkan sosialisasi soal-soal yang akan diujikan. Semoga dalam pelaksanaannya nanti akan berjalan baik dengan hasil yang baik pula,” ucap Eko Widodo.
Sementara LInara, salah satu guru matematika kelas VIII MTs Negeri 1 Banjarnegara yang juga menjadi pembimbing AKMI mengaku harus lebih sabar dalam membimbing mengingat materi literasi numerasi cenderung memaksa anak harus sabar membaca soal.
“Literasi numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia. Bentuk soal yang hampir seluruhnya menyuguhkan data memaksa anak harus sabar dalam memahami soal,” terang Linara. (fy)