Banjarnegara – Metode Pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan belajar sangat digemari siswa. Pada bulan Dzulhijjah bertepatan dengan hari Raya Kurban siswa kelas V MI Ma’arif Al Falah Joyokusumo mengadakan pembelajaran Kurban dengan melibatkan secara langsung siswanya untuk menyaksikan tata cara penyembelihan yang benar menurut Islam. (10/7)
Pada pembelajaran fikih materi kurban siswa yang berangkat khusus kelas V saja, dikarenakan materi kurban hanya ada di kelas V, meskipun hari tersebut adalah libur nasional namun sudah menjadi tradisi madrasah menyelenggarakan kurban sekaligus sebagai pembelajaran dengan metode CTL (Contextual Teaching and Learning), dengan kata lain pembelajaran dimana siswa secara langsung terlibat dalam prosesnya dan menyaksikan langsung untuk dapat menemukan materi yang dipelajari.
Kegiatan ini berlangsung di Madrasah, yang di awali dengan pemberian materi terlebih dahulu oleh wali kelas Farida Fitriana tentang pengertian kurban dan jenis hewan kurban. Setelah materi tersampaikan, guru memberikan umpan balik berupa pertanyaan kepada siswanya. Siswa terlihat sangat antusias, hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang menjawab dan mengacungkan jari untuk berebut menjawab pertanyaan dari guru.
Siswa diajak untuk terlibat langsung menyaksikan tata cara penyembelihan hewan kurban yang benar menurut Islam. Rusli Murtadlo salah seorang ustadz menjelaskan tata cara penyembelihan hewan kurban dan cara pemotongan hewan kurban yang benar menurut Islam.
“Saya sangat senang bisa belajar bersama- sama teman tentang materi kurban secara langsung dengan menyaksikan penyembelihan hewan kurban dan tata caranya yang benar, saya jadi tahu tentang itu,” ucap Nasywa siswi kelas V.
Kegiatan dilanjutkan dengan menyate bersama tiap kelompok. Kelompok di bagi menjadi 5, setiap kelompok memberikan sajian terbaik dari hasil menyatenya dengan sajian yang menarik.
“Dengan kegiatan ini, saya melihat semua siswa sangat bersemangat dan serius dalam menyaksikan penyembelihan hewan kurban, apalagi saat berkreasi menyajikan hidangan daging kurban yang dibuat menjadi sate ditambah minuman dan buah – buahan segar tentu dalam hal ini membentuk karakter peduli, kreatif, komunikatif serta jiwa kebersamaan yang tinggi,” ucap Wahyul Kepala Madrasah saat berkeliling menjadi juri sajian sate tiap kelompok. (ff/wk)