Banjarnegara-Benarkah ayat suci Al-Quran ada 6666 ayat? Itulah pertanyaan yang dilontarkan oleh Ibu Musfiatul Muniroh kepada siswa kelas 7F MTs N 1 Banjarnegara sewaktu kegiatan kuliah ramadan pada Sabtu, (9/4/22).
Sebagaimana diketahui, Allah SWT menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi seluruh makhluk di muka bumi. Mengenai hal itu, Musfiatul menyebut kitab suci Alquran terdiri dari 114 surah. Sementara ada banyak pendapat mengenai jumlah ayat yang terkandung di dalamnya.
“Pendapat pertama menyebut, Alquran terdiri dari 6666 ayat. Ada juga yang menyebut 6348 ayat dengan rincian 6236 ayat ditambah 112 kalimat basmalah di sejumlah awalan surat.”
Namun tetapi, dalam cetakan Alquran yang ada di seluruh dunia saat ini, Ibu Musfiatul masih dapat menjumpai penggunaan hitungan ayat menurut lima mazhab, yaitu: Al-Madani Al-Awwal, Al-Madani Al-Akhir, Al-Makki, Asy-Syami, dan Al-Kufi. Sementara untuk al-Basri dan Al-Himsi, penulis belum menemukan.
“Lantas, kenapa terjadi perbedaan dalam menghitung ayat Alquran?” tanya salah satu siswa bernama Alifia kepada penjelasan Ibu Musfiatul.
Dengan bijak, guru bahasa Arab ini menjawab pertanyaan dari siswanya,
“Adanya perbedaan bukan berarti hitungan yang lebih banyak telah menambah ayat, atau sebaliknya yang lebih sedikit telah menguranginya; bukan demikian. Perbedaan terjadi karena cara penghitungan yang berbeda dari masing-masing mazhab.”
Memang, terdapat puluhan kitab yang bisa dijadikan referensi untuk menghitung ayat Al Quran. Ada kitab yang membahas secara khusus hitungan ayat Alquran, baik dalam bentuk nadhom (bayt/sya’ir), atau bentuk deskripsi. Ada pula kitab yang menggabungkannya dengan pembahasan tema-tema Ulumul Quran lainnya.
Beberapa kitab yang secara khusus membahas hitungan ayat Alquran ialah: Manzhumah Nadhimah az-Zuhr fi ‘Addi Ayi as-Suwar, karya Asy-Syathibi (w. 590 H); Basyir al-Yusri Syarh Nadhimah az-Zuhr, Manzhumah al-Fara’id al-Hisan fi ‘Addi Ayi al-Qur’an, dan Nafa’is al-Bayan Syarh al-Fara’id al-Hisan fi ‘Addi Ayi al-Qur’an, ketiganya karya ‘Abdul Fattah ‘Abdul Ghani al-Qadli. Selain itu, Kitabu ‘Adadi Ayi al-Qur’an, karya Abul Hasan ‘Ali Muhammad bin Isma’il bin Bisyr at-Tamimi al-Anthaki (w. 377 H), dalam uraian yang lebih detail.
Menurut Musfiatul, meski ilmu menghitung ayat Alquran ini sudah final pembahasannya, namun penting juga mempelajarinya, agar seseorang tidak merasa aneh ketika melihat perbedaan pada Mushaf cetakan yang beredar di dunia Islam saat ini. (ran/ak)