Banjarnegara – Dua puluh empat guru Bahasa Inggris Madrasah Aliyah se-Kabupaten Banjarnegara yang tergabung dalam MGMP kembali mengikuti Pelaksanaan Program Bantuan KKG dan tenaga kependidikan tahun 2023 Tahap 1 di ruang Laboratorium Bahasa MA Al-Fattah Banjarnegara, Senin (11/9).
Pada kegiatan IN-the job learning yang keempat ini panitia pelaksana menghadirkan kembali Fasilitator Daerah (Fasda) Bahasa Inggris MA, Noviati Khodijah. Dalam kesempatan ini, Noviati mengemas kegiatan ini dalam bentuk praktik pembelajaran dengan mengambil contoh materi Analytical Exposition Text. “Setelah pertemuan lalu kita mempelajari pembelajaran berdiferensiasi, hari ini kita akan praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas Bahasa Inggris,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, peserta melakukan role-play sebagai siswa dan narasumber berperan sebagai guru model. Berdiferensiasi yang dimaksudkan dalam hal ini ialah diferensiasi proses dan produk. “Tidak semua elemen diferensiasi harus kita hadirkan dalam sekali pembelajaran. Kita coba untuk diferensiasi proses dahulu yaitu pengelompokkan peserta didik berdasarkan asesmen kemampuan awal dan diferensiasi produk berdasarkan hasil pekerjaan siswa”, paparnya. “Jangan lupa Genre-Based Approach nya juga bapak ibu, kalau dari BKOF sampai ICOT terpenuhi, peserta didik insyaallah semakin mudah dalam belajar Bahasa Inggris,” tambahnya.
Tak hanya membahas praktik pembelajaran berdiferensiasi, peserta IN-the job learning juga memperoleh informasi pemanfaatan AI dalam pembelajaran. Artificial Intelligence merupakan kecerdasan buatan dengan memodelkan cara berpikir manusia yang dalam hal ini dimanfaatkan dalam bidang pendidikan. Pada sharing session, peserta kegiatan yang berasal dari 16 Madrasah Aliyah negeri dan swasta se-kabupaten Banjarnegara tersebut mendapatkan pengalaman baru nan bermakna dalam mempersiapkan asesmen berbasis teknologi AI.
Kaffah Visa Alvionita, guru MAN 2 Banjarnegara yang berkesempatan berbagi best practice penggunaan questionwell dan wordwall menyampaikan kemudahan yang diperoleh dalam memanfaatkan teknologi AI. “Dengan menggunakan questionwell, sebagai guru kita akan terbantu untuk membuat soal berbasis teks, bahkan yang HOTS sekalipun”, ujarnya. Tak hanya itu, ia menyampaikan pembelajaran Bahasa Inggris pun dapat berlangsung menyenangkan. “Peserta didik kita di era ini bukan lagi typical yang serius dan paper-based, mereka justru cenderung menyukai yang berbasis permainan yang menyenangkan. Mengapa tidak kita fasilitasi mereka belajar Bahasa Inggris seperti main game di ponsel? Mari bapak ibu, kali ini kita buat melalui wordwall,” ajaknya.
Usai pelaksanaan pembuatan perangkat ajar tersebut, Puspita Fajar Kencana, salah seorang peserta menyampaikan kesannya selama praktik. “Luar biasa dan hal yang baru bagi saya. Selain kurikulumnya, guru juga bisa merdeka dengan pemanfaatan teknologi AI,” ungkapnya. Selaras dengan kesan yang disampaikan, Uswah Nur Farkhati, Ketua MGMP Bahasa Inggris MA se-Kabupaten Banjarnegara menyampaikan pesan di akhir pertemuan. “Mari kita bijak dalam pemanfaatan teknologi, semua harus sesuai dengan porsi dan kebutuhan pembelajaran,” pungkasnya. (ka)