Mengharu Biru Prosesi Adat Pra-Pelantikan Penggalang Garuda MTs Negeri 1 Banjarnegara

Banjarnegara – Upacara adat pra-pelantikan penggalang pramuka garuda MTs Negeri 1 Banjarnegara sukses diselenggarakan. Bertempat di lapangan utama MTs Negeri 1 Banjarnegara, 10 calon penggalang garuda menjalani prosesi adat disaksikan siswa, guru, dan karyawan yang berlangsung Senin (18/4).

10 calon penggalan garuda sebelum resmi dilantik, mereka mengikuti upacara adat sesuai dengan arahan Rowi, sekretaris kwartir ranting Banjarnegara. Upacara adat ini merupakan acara yang sakral dan dilaksanakan sebelum pelantikan.

Upacara adat ini mendatangkan salah satu orang tua para calon penggalang garuda. Mereka akan menjadi saksi bahwa anak-anak mereka akan menjadi anak-anak yang hebat dengan menjadi penggalang garuda dan bisa menjadi teladan. Penggalang garuda ini merupakan tingkatan tertinggi pada tingkatan penggalang.

“Adik-adikku kalian di sini tidak sendirian. Alangkah sempurnanya jika kalian akan ditemani dan didampingi oleh orang yang telah melahirkan dan membesarkanmu. Maka dari itu langkahkan kakimu, jemput ayah bundamu. Jemputlah! Di mana mereka berada.” tutur Rowi.

Para calon penggalang garuda menjemput orang tua mereka di tempat transit. Tidak hanya dijemput, para orang tua digandeng dan diantarkan sampai tempat sakral. Tidak selesai di situ, para calon penggalang garuda juga membantu para orang tua duduk di singgasana adat. Dulu para calon penggalang garuda yang dituntun menuju tempat yang diinginkan. Kali ini mereka menuntun para orang tua untuk sampai di tempat yang terhormat.

Prosesi adat dilanjutkan dengan sungkeman. Para calon penggalang garuda bersimpuh di pangkuan para orang tua dengan derai air mata. Mereka meminta restu dan meminta maaf atas segala kesalahan. Rowi mengatakan bahwa para calon penggalang garuda ini harus meminta maaf seolah-olah ini adalah permintaan maaf terakhir. Prosesi selanjutnya adalah membasuh kaki orang tua yang dilakukan oleh para calon penggalang garuda dengan air suci.

“Adik-adikku, kesatriaku. Duku kau diasuh oleh orang tuamu, dimandikan, dicuci badan kalian. Saatnya sebagai bentuk baktimu kepada orang tuamu cucilah kedua kaki orang tuamu dengan air suci yang ada di depanmu. Bukakan alas kaki mereka, basahilah dan cucilah kaki orang tuamu. Kau kini mencuci sekali, dulu kau dicuci setiap hari bahkan tidak hanya kaki namun seluruh badanmu.” lanjut Rowi.

Para calon penggalang garuda ini membasuh kaki orang tua mereka dengan air mata yang mengalir. Bahkan peserta upacara turut mengharu biru menyaksikan upacara adat yang sakral ini. Seselesanya para calon penggalang garuda mencuci dan memasang kembali alas kaki para orang tua, upacara adat dilanjutkan dengan calon penggalang garuda memeluk orang tua mereka dari belakang. Mereka memeluk para orang tua dengan haru yang masih menyelimuti. Tidak hanya memeluk, mereka juga membisikkan di telinga orang tua mereka bahwa mereka sangat menyayangi ayah bunda.

Prosesi adat yang mengharu ini akhirnya selesai. Dengan air mata yang masih belum kering para calon penggalang garuda kembali ke tempat semula. Mereka harus bersiap menanti pengumuman kelulusan seleksi penggalang garuda. Mereka harus tegap kembali setelah menunduk, memohon restu dan maaf dari para orang tua. (rin/ak)

Bagikan :
Translate »