MI Al Fatah Siapkan Diri Sebagai Madrasah Piloting Kurikulum Merdeka

Banjarnegara – Shofar Sholahudin, menyampaikan dalam webinar implementasi kurikulum merdeka bahwa semua madrasah yang tahun ini menjadi piloting project KM, siap tidak siap harus siap dan wajib paham sebelum mengimplementasikan KM  perdana di tahun 2022 ini. (29/6)

Kurikulum merdeka merupakan penyempurnaan sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi. Namun tidak mudah bagi madrasah yang akan memulai mengimplementasikan KM di tahun ini. Di bilang siap sebenarnya belum siap bekal, dibilang tidak siap, mau tidak mau harus siap. Durotun Nafisah kepala madrasah menyampaikan bahwa upaya madrasah untuk menyiapkan diri adalah mengikuti webinar dan pelatihan-pelatihan yang ada.

“Sebagai madarasah piloting, siap tidak siap kita harus menyiapkan diri dengan berbagai cara, antara lain mengikuti sosialisasi, webinar, pelatihan, dan informasi-informasi lainnya yang dapat dijadikan rujukan sebagai bekal untuk mengimplementasikan KM tahun ajaran baru ini,” Tandasnya.

Baru-baru ini guru-guru di MI Al Fatah mengikuti beberapa webinar, salah satunya adalah webinar implementasi KM yang diselenggarakan oleh Pokjawas Jateng, Rabu, 29/6 dengan nara sumber Suwardi dan Shofar.

Dalam webinarnya, Suwardi selaku Kasubdit Kurev Direktur KSKK Kemenag memaparkan bahwa implementasi kurikulum merdeka belajar di madrasah mengacu pada KMA 347 tahun 2022 tentang pedoman implementasi kurikulum merdeka pada madrasah.

“Perlu dipahami bagi semua madarasah bahwa dalam implementasi KM mengikuti ketetapan dari Kemenag untuk maple PAI dan Bahasa Arab dengan mengacu pada KMA 347 tahun 2022, sedangkan materi umum 100% mengikuti ketetapan dari Kemdikbudristek,” Paparnya.

Shofar, tim pengembang kurikulum Kemenag menegaskan bahwa bagi madrasah yang akan mengimplementasikan KM di tahun pertama ini perlu disiapkan kurikulum dan pahami buku panduannya.

“Apa saja yang perlu disiapkan madrasah dalam mengimplementasikan KM, yang pertama madrasah wajib menyusun kurikulum operasional yang disesuaikan  dengan nilai kekhasan madrasah masing-masing. Yang kedua melakukan peta content yaitu mendiagnosis assessment, mapping karakteristik siswa, mendesain pembelajaran dan alokasi waktu serta mengimplementasikan pembelajaran dengan berbagai metode atau media yang inovasi dan kreatif,” Jelasnya.

“Dan Kemenag akan segera melaunchingkan buku panduan yang dapat dijadikan rujukan dalam mengembangkan kekhasan madrasah,” Imbuhnya.

Kunci dalam implementasi KM adalah semangat, inovasi dan kreatif. (nas/ak)

Bagikan :
Translate »