Banjarnegara – Senin (28/3) hari dimana perjuangan para peserta didik kelas riset MTs Negeri 2 Banjarnegara yang mengikuti lomba riset KRESNA 2022 semakin di uji. Rangkaian acara lomba proposal yang lolos tahap presentasi diumumkan tanggal 19 maret 2022 kemarin. Lomba yang diikuti peserta didik MTs/SMP dan MAN/SMA ini meloloskan beberapa proposal sesuai jenjang. Sedangkan para peserta didik yang lolos tahap presentasi, selama satu minggu penuh berlatih presentasi pada guru pembimbing yaitu Ismiana Fitriyanti dan Endah Wahyuningsih. Agar pada saat presentasi mereka mampu dengan baik memahami isi proposal dan sesuai dengan kaidah bahasa yang baik.
Presentasi dilakukan dengan zoom meeting, ada dua zoom meeting yang digunakan untuk bidang Ilmu Sosial dan Humaniora (IST) dan Matematika Sains dan Teknologi (MST). Sedangkan Proposal yang lolos dalam kompetisi ini merupakan proposal yang merupakan bidang MST. Dengan judul proposal yang lolos yaitu Uji Coba Pupuk Organik dari Kulit Pisang untuk Penumbuh Akar pada Bunga Mawar Menggunakan Stek.
Kegiatan presentasi dimulai pukul 08.00 WIB untuk masing-masing bidang. Dalam setiap bidang terdapat juri-juri handal yang melakukan penilaian. Para peserta hanya presentasi di depan juri yang menilai dalam waktu 10 menit untuk presentasi dan sesi tanya jawab. Peserta dari MTs Negeri 2 Banjarnegara mendapat kesempatan pertama dalam presentasi ini. Walau banyak kendala pada persiapannya, namun akhirnya presentasi yang dilakukan Felin dan Alsyiroh ini berjalan dengan baik.
Peserta didik kelas VII yang merupakan peserta didik kelas riset berhasil membuat prestasi yang luar biasa hingga mampu lolos tahap presentasi dalam kompetisi KRESNA 2022 tentunya dengan adanya dukungan dari guru pembimbing dan seluruh pihak madrasah.
Endah Wahyuningsih yang merupakan salah satu pembina menuturkan mengenai tahapan lomba.
“Pengumuman hasil presentasi proposal tersebut akan di umumkan tanggal 30 Maret 2022 sekaligus penutupan kegiatan kompetisi KRESNA 2022. Karena pada dasarnya lomba tersebut merupakan lomba proposal penelitian, namun dari kami pembina kelas riset sendiri tidak hanya sampai sini.” jelasnya saat ditemui di tengah-tengah kesibukannya.
“Harapan kami proposal yang peserta didik buat, nantinya juga akan dipraktikkan. Agar para peserta didik lebih semangat menemukan inovasi lain, karena mereka tahu inovasinya mendapatkan apresiasi dari madrasah untuk dikembangkan.” pungkas Ismiana Fitriyanti yang juga merupakan salah satu pembina kelas riset. (sn/swp)