Phubbing: Fenomena Sosial yang Merusak Hubungan

Banjarnegara – Istilah phubbing merupakan singkatan dari phone snubbing. Phubbing adalah tindakan kurang peduli terhadap  lawan bicara atau lingkungan sosialnya dan hanya fokus bermain ponsel. Perilaku negatif ini terkadang tak disadari oleh sebagian orang, padahal fenomena ini dianggap tidak sopan dan juga dapat memperburuk relasi anda dengan orang lain. Untuk itu, perlu untuk dihindari sebelum lebih ketergantungan.

Dalam serangkaian acara Darma Wanita Persatuan Megabara, selalu terdapat sesi kegiatan. Resep masakan kegemaran emak-emak yang biasa mengisi acara ini. Tapi kali ini lain dari biasanya. Kegiatan diisi dengan sebuah resep yang berbeda tapi juga sangat penting untuk kita. Wanita yang biasa dipanggil Nanik ini menjelaskan  bahwa phubbing harusnya kita hindari agar hubungan sosial kita tetap terjaga. Teman atau kenalan kita tidak akan enggan bertemu muka dengan kita karena merasa terus menerus diacuhkan.

Phubbing mengganggu kemampuan seseorang untuk benar-benar hadir dan terlibat dengan orang-orang di sekitarnya. Kita mungkin hadir secara fisik di hadapan orang lain namun dengan perhatian yang sepenuhnya teralihkan. Sayangnya, peralihan perhatian ini dilakukan dengan sengaja ketika kita mulai menggunakan smartphone,” kata Nanik Yuli Widiastuti di pertemuan Darma Wanita Persatuan Megabara bertempat di kediaman Setiningsih, Sempol – Wonosobo, Sabtu ( 4/6 ).

Seseorang dengan perilaku phubbing memiliki indikasi menyakiti orang lain dengan cara berpura-pura memperhatikan saat diajak berkomunikasi, tetapi pandangannya sebentar-sebentar tertuju pada ponsel yang ada ditangannya. Mereka berjibaku dengan hal yang maya, tidak nyata, bahkan terkadang tak bermanfaat. Sedangkan di hadapan ada yang lebih penting untuk dilakukan.

Lebih lanjut Nanik berpesan agar kita sebagai Muslimah seharusnya menghindari phubbing ini. Karena baginda Rasulullah, teladan kita memberikan contoh kepada kita untuk selalu perhatian kepada lawan bicaranya. Bila lawan bicaranya tertawa maka Rasulullahpun ikut tertawa. Jika lawan bicaranya takjub terhadap apa yang sedang dibicarakan maka Rasulpun ikut takjub. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Yang artinya  Dan Rasulullah tidak pernah memotong pembicaraan orang lain. (fn/ar).

Bagikan :
Translate »