Banjarnegara – Jumat (27/5) Kun Hidayati mendapat tugas menyampaikan kultum pada acara perwanida. Perwanida sendiri merupakan persatuan dharma wanita departemen agama yang diadakan rutin dua bukan sekali. Kali ini perwanida dilaksanakan di kediaman Wulan Faisal Yasin, Parakan Canggah Banjarnegara.
Mengambil tema memaafkan, Kun Hidayati mengawali kultum dengan pertanyaan. Perlukan seseorang memaafkan kesalahan orang lain? Kompak ibu-ibu menjawab perlu. Jawaban tersebut kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Kun.
“Memaafkan itu perlu karena ternyata dengan memaafkan kita jadi memiliki ketenangan batin. Tidak ada ruginya orang yang memaafkan karena hakikatnya memaafkan itu merupakan kepentingan batin diri sendiri. Selain itu memaafkan juga bisa menjaga keharmonisan ukhuwah Islamiyah. Ternyata dengan memaafkan ini juga bisa menghindarkan kita dari sifat muflis atau bangkrut.” jelas Kun.
Menjadi orang yang pemaaf tidak selalu mudah. Terkadang karena kesalahan seseorang yang kian terngiang di hati dan ingatan inilah yang sulit untuk dilupakan sehingga sulit pula untuk memaafkan. Memaafkan juga ada ukurannya. Menurut Kun Hidayati ukuran memaafkan yaitu hati berlapang dada meski disakiti, lisan menjaga dari caci maki, tidak menyimpan dendam dalam hati, dan berbuat baik kepada orang yang menzalimi.
Memaafkan adalah perbuatan yang mulia seperti yang tercantum dalam Quran surat As-Syuro ayat 40.
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.”
Kun Hidayati kemudian mengatakan bahwa memaafkan itu tentu ada hikmahnya.
1. Pemaaf adalah tanda orang bertakwa
2. Pemaaf menambah kemuliaan dan wibawa
3. Pemaaf adalah amal pengantar ke jannah
4. Pemaaf dapat meningkatkan derajat seseorang hingga ke surga. (Rin/ak)