Tausiah Pagi, Sarif Hikmayanto : Sabar  Ada Tiga Macam

Banjarnegara – Ibadah utama di bulan Ramadan adalah berpuasa. Dengan menjalankan puasa maka kita akan dilatih bersabar dalam segala hal. Berkaitan dengan masalah sabar, Sarif Hikmayanto, wakil kepala bidang kesiswaan MTsN 4 Banjarnegara, mengatakan bahwa sabar itu ada tiga macam yaitu sabar dalam menjalankan ketaatan, sabar dalam menjauhi maksiat, dan sabar dalam menghadapi takdir yang pahit. Hal itu disampaikan oleh Sarif Hikmayanto dalam tausiahnya di depan siswa-siswi MTsN 4 Banjarnegara pada hari Rabu, (13/4), bertempat di mushola madrasah.

Tausiah pagi merupakan salah satu kegiatan amaliah Ramadan 1443 H di MTs Negeri 4 Banjarnegara, yang dijadwalkan setiap hari pukul 09.00-10.00 seusai kegiatan tadarus Al-Qur’an . Tausiah diikuti oleh pembina keagamaan dan semua siswa kelas 7 dan 8.

Dalam tausiah dengan tema sabar tersebut, Sarif Hikmayanto menjelaskan bahwa sabar ada tiga macam yaitu sabar dalam menjalankan ketaatan , sabar dalam menjauhi maksiat, sabar dalam menghadapi takdir yang pahit.

“Sabar dalam menjalankan ketaatan yang dimaksud adalah ketaatan kepada Allah SWT.  Sabar dalam ketaatan itu berat dan menyulitkan jiwa seseorang. Terkadang pula melakukan ketaatan itu berat bagi badan karena merasa malas atau lelah, oleh karena itu sebagai hamba Allah yang taat, harus sabar menjalaninya,” jelas Sarif.

Selain itu, kita juga harus sabar dalam menjauhi maksiat. Menurut Sarif, hendaklah seseorang bisa menahan diri dari perbuatan-perbuatan haram seperti berdusta, menipu, makan harta dengan cara batil, berzina, minum minuman keras, dan berbagai bentuk maksiat lainnya. Apalagi di bulan Ramadan ini hal tersebut harus benar-benar dijauhkan dari diri seseorang supaya puasanya mendapatkan pahala dari Allah, tidak sekadar puasa menahan haus dan lapar.

Sabar yang ketiga adalah sabar menghadapi takdir yang pahit. Dijelaskan bahwa ketika seseorang menghadapi takdir yang pahit misalnya mendapat musibah kehilangan kerabat atau harta benda, hendaknya harus sabar dan menahan diri jangan sampai menampakkan kegelisahan pada lisannya, hatinya, atau anggota badannya.

“Musibah dalam bentuk apapun yang menimpa seseorang adalah takdir, sehingga kita harus menerimanya dengan ikhlas,” pungkas Sarif.

Tausiah terlaksana dengan lancar dan tertib, para siswa mengikutinya dengan antusias . Kegiatan selesai pukul 10.00 WIB.  Sarif berharap apa yang disampaikan dalam tausiahnya membawa manfaat bagi para siswanya.

“Semoga tausiah ini dipahami oleh para siswa, menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang hal sabar, serta semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka,” harap Sarif Hikmayanto. (khm)

Bagikan :
Translate »