Banjarnegara – Tes seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sedang marak dan diikuti oleh para tenaga guru honorer. Diawali gelombang 1, tercatat 2 guru MA Nurul Hikmah Kalibening (MANH) yang mengikuti tes. Mereka adalah guru Bahasa Indonesia, Iwan Susanto dan guru Bahasa Inggris, Tri Sulistyo Nur Cahyono.
Hasil tes gelombang 1, semula keduanya dinyatakan tidak lulus passing grade. Namun ketika ada kebijakan passing grade diturunkan, Tri Sulistyo dinyatakan diterima.
Lalu saat diadakan tes gelombang 2, selain Iwan, ada 2 lagi guru MANH yang mengikuti tes. Mereka yaitu guru Sosiologi, Wahyu Sutrisno dan guru Matematika, Esriyanta.
Hasil tes kali ini hanya meluluskan satu orang, yaitu Wahyu Sutrisno, yang mendaftar di SMA Purworejo Klampok.
Achmad yafi’uddin, selaku kepala madrasah, ketika dimintai keterangan, 23/12/2021, menyatakan, “Saya ikut senang mengetahui dua guru madrasah kami dinyatakan lulus dan lolos ujian PPPK. Karena bagaimanapun juga ini merupakan kesempatan baik dan langka, yang sayang jika dilewatkan begitu saja”.
Wahyu Sutrisno ketika dimintai konfirmasi diwaktu yang sama mengatakan keberuntungannya bisa lolos seleksi PPPK. “Saya hanya beruntung saja. Disamping belajar giat dan memohon kepada Allah dengan sungguh-sungguh, saya juga kebetulan tidak memiliki saingan guru serdik, dan saya menang umur, dapat afirmasi usia 75 poin. Dan peserta yang ikut hanya 6, dan saya peringkat 4. Namun jurusan yang ditawarkan bukan Sosiologi melainkan Antropologi,” jelasnya
Sedangkan untuk tes gelombang ke 3 yang rencananya akan diadakan pada bulan Januari 2022, Esriyanta dan Iwan Susanto akan kembali mengikutinya.
Iwan Susanto yang merupakan proktor sekaligus operator RDM MANH ini merasa tertantang untuk terus mengejar impiannya menjadi guru PPPK.
“Pas tes gelombang 1. Selain saya, ada 1 orang lagi guru Bahasa Indonesia di SMKN 1 Pandanarum yang juga ikut PPPK. Dan nilai saya masih lebih unggul dibanding beliau. Sedangkan pada gelombang ke 2, saya lulus passing grade tetapi tidak menempati formasi”, kata guru yang juga jago sepak bola ini.
Esriyanta dan Iwan malah berencana akan mendaftar di SD. Karena peluang diterima lebih besar. Menyikapi hal itu, Achmad Yafi’uddin menanggapi, “Kami tak bisa memberi saran yang lebih baik, apa pun pilihan mereka, kami hanya bisa mendukung dan menyemangatinya. Namun jika mereka diterima semua, niscaya MA kami akan sangat kekurangan guru yang semuanya adalah pengampu mapel UN. Karena itu, kami sangat berharap kepada Kemenag, agar wacana pengadaan tenaga PPPK Kemenag yang rencananya akan diadakan tahun 2022 nanti, tidak hanya untuk tenaga Non Kependidikan saja, namun juga untuk Tenaga Kependidikan. Tujuannya adalah agar tenaga honorer di madrasah, khususnya swasta, bisa bersemangat dan termotivasi untuk terus mengajar. Paling tidak, diadakan Pre Tes PPG lagi yang tingkat kesulitannya diturunkan dari pada tahun-tahun sebelumnya. Intinya ada kejelasan nasib dan kepastian untuk profesi mereka ke depannya”, tutupnya.
MANH memiliki 14 tenaga pendidik, terdiri dari 1 ASN dan 1 guru penerima TPG non inpassing. Sedangkan Pre Test PPG tahun 2019 lalu dari 2 guru mape PAIyang mendaftar, baru satu yang dinyatakan lulus namun belum lolos, yaitu Suyanti guru Qur’an Hadits. Sedangkan guru mapel umum yang mengikuti PreTest PPG, dari 4 orang belum satu pun yang lulus. Dan satu orang lagi guru Aswaja merupakan Penyuluh Agama di KUA Karangkobar, Kaono, yang berarti bukan satmingkal di madrasah. Melihat formasi dan keadaan tenaga guru di MANH, ke depan benar-benar membutuhkan perekrutan tenaga guru baru. (asg/ak)