Banjarnegara – Ibu menjadi orang yang melahirkan kita ke dunia. Bukan hanya melahirkan, tapi ibu juga menjaga dan merawat kita sejak di dalam kandungan. Ibu adalah orang yang rela bersakit-sakit selama masa kehamilan demi anak yang dicintainya.
Itulah pesan Arif melalui kultumnya yang disampaikan kepada siswa/siswi MTs N 1 Banjarnegara pada Sabtu, (24/4/22). Bertempat di Masjid Darul Ulum, guru matematika ini mengajarkan untuk selalu berbakti kepada orang tua terutama kepada ibu.
Mengacu pada (Qs. Al-Ahqaaf: 15) yang artinya ‘Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’
Dari ayat di atas, Arif menggambarkan tentang seorang ibu yang mengandung anaknya selama 9 bulan dengan susah payah, ditambah lagi dengan masa menyusui selama 2 tahun.
“Maka, agama mengajarkan untuk selalu dahulukan ibu setelah itu Bapak, karena pengorbanan seorang ibu itu jauh lebih besar.”
Lebih lanjut, Arif mengajak siswa/siswi MTs N 1 Banjarnegara untuk menengok sejarah tentang cerita tentang Malin Kundang yang melawan atau durhaka kepada ibunya, kemudian dikutuk menjadi batu. Jika ditarik kehidupan sekarang, masih saja banyak anak yang durhaka karena sering berbohong, berucap kasar, memerintah, atau menyuruh-nyuruh ibunya, sampai berlaku kasar kepada orang tua.
“Padahal, seorang ibu akan mengandung, melahirkan dan menyusui anaknya dengan rasa ikhlas walaupun itu berat. Sampai kita dewasa, kasih sayang ibu tidak akan pernah hilang. Itulah sebabnya kita harus menyayangi ibu lebih dari rasa sayang kita kepada orang yang lainnya.
Sebagaimana diketahui Rasulullah SAW juga bersabda tentang seorang ibu yang musyrik, “Ya, tetaplah kamu menyambung silaturahmi dengan ibumu.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih).
Di akhir kultumnya, Arif menjelaskan bahwa kasih sayang seorang ibu itu tidak terhingga dan tidak mengharap imbalan/pamrih. (ran)