Banjarnegara – Secara singkat, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya pada strategi discovery learning kita dapat memakai metode problem solving atau studi kasus. Sementara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2002, hlm. 740) yang dimaksud dengan metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Walaupun sebenarnya masih banyak cara atau metode yang bisa digunakan sekalipun tidak tertulis atau dituangkan dalam sebuah artikel dan istilah.
Begitu pula dengan metode pembelajaran yang di lakukan di MI Cokroaminoto 02 Bondolharjo khususnya bagi kelas 1 (satu) untuk teknik pembelajaran di tahun ajaran ini mencoba menggunakan Kurmer atau Kurikulum Merdeka, sekalipun belum dapat menerapkan secara utuh dan 100 % namun guru memang sosok yang harus dan pasti mampu untuk melakukan sebuah perubahan dan inovasi, dengan menggunakan istilah sosok guru “digugu dan ditiru” serta “Guru ora kurang lagu lan ora kurang parikan” adalah gabungan kalimat filosofi Jawa yang penuh dengan syarat makna, guru sebagai rule of model yang menjadi panutan sehingga dapat di gugu atau dipercaya dan ditiru merupakan uswah atau suri teladan bagi para siswanya.
Adapun guru terutama guru kelas rendah semacam kelas 1 (satu) guru memang harus memiliki sejuta inovasi dalam mengembangkan dan memberikan materi ajar, termasuk dalam hal pendampingan pembelajaran bagi siswa, sehingga guru tidak mengalami miskin inovasi dan strategi adapun sehingga mampu melakukan transfer of knowledge dan transfer of value kepada para peserta didiknya.
Hal ini yang dilakukan oleh Murniyati, S.Pd.I guru kelas 1 (satu) pada MI Cokroaminoto 02 Bondolharjo, dalam memberikan pembelajaran dan pengetahuannya Murniyati menggunakan metode kolaboratif, yaitu menggunakan gambar sebagai sumber pembelajaran,
“ada beberapa gambar buah yang ditempel di papan lalu siswa diminta menyebutkan gambar tersebut dan ketika jawaban benar langkah berikutnya siswa diminta menuliskan nama buah tersebut” ujar murniyati
“sebenarnya terlepas ini metode benar atau salah, bahkan saya sendiri tidak mau memberi nama metode ini, tapi yang jelas ini salah satu metode yang kami laksanakan dan sangat membantu anak-anak, ada rasa gembira dan semangat untuk belajar atau rasa ingin tahu dan objek gambar kan banyak macamnya tidak harus nama buah-buahan, bisa juga nama Binatang atau tumbuhan yang ada di sekitar kita” imbuhnya dengan tersenyum
Selain harus sabar dan telaten menghadapi siswa kelas rendah dalam hal ini siswa siswi kelas 1 (satu) juga butuh energi yang ekstra karena pengaruh psikologi perpindahan tingkat di DA ke MI masih butuh penyesuaian dan adaptasi secara menyeluruh. (mb)