Banjarnegara – Jumat, (3/6/22) salah satu guru MTs N 1 Banjarnegara yaitu Sumiati memberikan tips belajar efektif kepada para siswa yang perlu di contoh. Masalahnya, di hari ke 4 jelang PAT, masih banyak para siswa/siswi menanyakan bagaimana cara belajar efektif agar materi bisa masuk kedalam otak.
Melihat masalah tersebut, Sumiati selaku panitia PAT menyebut bahwa ada macam-macam model pembelajaran yang menarik untuk dibahas. Pasalnya ada macam-macam model pembelajaran yang dirasa lebih efektif dan efisien. Selain itu, mempraktikkan macam-macam model pembelajaran yang bervariasi, bisa mengurangi kebosanan peserta didik.
“Setiap orang memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan gaya belajar masing-masing orang. Sebagian mungkin akan menangkap informasi lebih cepat ketika mendengarkan. Terdapat pula yang lebih nyaman memahami sesuatu melalui penglihatan maupun gerakan.” ujar Sumiati.
Lantas apa saja gaya belajar yang patut untuk dipraktikkan oleh siswa/siswi MTs N 1 Banjarnegara? Yang pertama, Sumiati menyebut ada tiga macam gaya belajar efektif. Ketiga antaranya adalah Visual, Auditori, dan Kinestetik.
Mengutip dari berbagai sumber, Gaya belajar VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik) adalah gaya belajar yang awalnya dikenalkan oleh Walter Burke Barbe dan kemudian dikembangkan kembali oleh Neil Fleming. Masing-masing tipe belajar menekankan pada alat indra yang dimiliki oleh seseorang .
Visual
Tipe pembelajar visual cenderung fokus pada penglihatan. Belajar dengan gaya belajar visual menggunakan indra mata dalam mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, serta membaca media.
Tipe visual biasanya akan lebih nyaman belajar dengan mengakses citra visual yang menonjol berupa paduan warna, garis, maupun bentuk.
Lebih lanjut, Sumiati menyebut bahwa karakteristik tipe visual biasanya imajinatif karena dapat mengingat gambaran skenario yang kompleks melalui gambar ataupun video.
“Orang dengan gaya belajar ini terkadang juga susah untuk memahami instruksi verbal dibandingkan tertulis. Kemampuan dalam menggunakan indra penglihatan yang lebih membuat tipe visual cenderung mudah terganggu atau terdistraksi melalui rangsangan visual seperti pop-up notification, duduk di samping jendela, dan lainnya.” terangnya.
Auditori
Pernahkah suatu ketika Sumiati mengajar materi IPA di ruang kelas, dimana beliau menemukan salah satu siswa yang sedang asyik memandangi luar ruangan dari sudut jendela.
Melihat hal itu, Sumiati menegur salah satu siswa untuk menerangkan kembali materi yang telah disampaikannya. Menariknya, justru salah satu siswa mampu mengulang materi yang telah disampaikannya.
Sumiati beranggapan bahwa siswi tersebut memiliki keunggulan dalam mengingat hal-hal yang pernah didengar dengan baik dan jelas. Tentunya hal itu masuk ke dalam model belajar auditori.
“Tipe auditori lebih mudah belajar dengan kembali mengulang dan membicarakan hal-hal yang ingin diingat. Akan tetapi, tipe yang satu ini cukup mudah terdistraksi di tengah kebisingan.” lanjut Sumiati.
Kinestetik
Tipe kinestetik cenderung merasa nyaman mengekspresikan diri secara fisik seperti olah raga. Sumiati beranggapan bahwa belajar dengan mencoret-coret atau menggambar akan memudahkan orang-orang dengan gaya belajar kinestetik. Akan tetapi, biasanya mereka mudah gelisah apabila terlalu lama berdiam di suatu tempat.
“Dengan memahami cara belajar yang paling sesuai, kamu akan lebih mudah memproses setiap materi, pembelajar, atau informasi yang harus diserap.” tandasnya.
Itulah tiga tips cara belajar efektif yang bisa dipraktikkan oleh siswa/siswi MTs N 1 Banjarnegara. Menurut Sumiati, gaya belajar juga dapat memaksimalkan kualitas belajar sehingga bisa menjadi lebih optimal. (ran/ak)