Banjarnegara – Melalui kultumnya yang disampaikan oleh Eyza siswi MTs N 1 Banjarnegara pada Senin, (18/4/22) dirinya menyebut lailatul qadar terdiri dari dua kata, lail atau lailah dan qadar.
“Kata lailah adalah malam, menurut ilmu nahwu kata al-lailah yaitu mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar shadiq (malam hari).” terang Eyza kepada siswa/siswi kelas 7, 8 di masjid Darul Ulum MTs N 1 Banjarnegara.
Lailatul qadar sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Aziz Muhammad AsSalam adalah satu keutamaan pada bulan Ramadhan.
Secara terminologis (maknawi), Lailatul qadar bermakna malam yang agung atau malam yang mulia. Ada juga yang mengatakan bahwa Lailatul qadar adalah malam penentuan Allah bagi perjalanan hidup manusia.
“Pada malam itu pula perikemanusiaan diberi kemuliaan, dikeluarkan dari zhulumat, kegelapan, kepada nur, cahaya petunjuk Allah yang gilang-gemilang. Jika lailatul qadar diartikan penentuan, berarti di malam itu dimulai menentukan garis pemisah di antara kufur dengan iman, jahiliyah dengan Islam, syirik dengan tauhid, tidak kacau-balau lagi.” terang Eyza.
Kendati demikian, Eyza menyimpulkan bahwa malam itu adalah malam istimewa dari segala malam.
“Jika malam lailatul qadar telah ditentukan kedatangannya, maka yang akan terjadi kita hanya fokus untuk beribadah kepada Allah pada hari ditentukan kedatangannya saja. Dan akan meremehkan hari-hari yang lain.” tutupnya. (ran/ak)