Banjarnegara – MI Maarif Al Falah Joyokusumo, atau biasa disebut MIMAU di tahun 2022 kemarin terakumulasi melalui aplikasi DPDM sejumlah 229 prestasi baik akademik maupun non akademik, baik lomba secara offline maupun online. Meski ditahun ini jumlah prestasi meningkat, namun secara urutan terbanyak mendapat peringkat urutan ke-enam. Kepala madrasah Wahyul Khomisah tetap percaya diri dan bangga atas prestasi di tahun 2022 ini, karena dari 229 prestasi yang tertulis tersebut banyak ajang kompetisi yang diraihnya secara offline serta merupakan ajang – ajang bergengsi.
“Kami mengakui ditahun ini secara jumlah perolehan prestasi di posisi ke enam dari 209 madrasah ibtidaiyah se-Kabupaten Banjarnegara, namun secara kualitas event / perlombaan yang diikuti meningkat secara kualitas. Terbukti salah satunya MIMAU di ajang bergengsi PORSEMA yang diikuti seluruh madrasah maarif di Kabupaten Banjarnegara, mampu memecahkan 11 kejuaraan dari 15 lomba yang diikuti,”. Ucap Wahyul.
Wahyul selalu memotivasi guru – gurunya untuk selalu proaktif membuka dan mencari event lomba online, diakui masih minimnya minat siswa – siswi yang mengikuti dengan berbagai kendala karena lomba offline tersebut dilaksanakan setiap hari Minggu yang notabene adalah hari keluarga.
“Silahkan para walikelas mengajak dan memotivasi anak – anak kita untuk selalu memanfaatkan waktunya bisa dirumah bisa diajak ke madrasah mengikuti lomba online, tujuan salah satunya adalah untuk selalu berlatih dengan soal – soal serta meningkatkan belajar mereka. Selain itu juga berlomba – lomba dalam kebaikan juga, berpacu meraih prestasi,” lanjut Wahyul.
Dengan perolehan jumlah 229 ditahun 2022 kemarin, Wahyul mendapat undangan untuk penerimaan penghargaan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara kemarin Senin, (30/1) di halaman kantor Kemenag yang dimulai pukul 07.30 s.d 08.30 WIB. Bersama semua kepala madrasah berprestasi lainnya Wahyul ikut berbaris mengikuti rangkaian kegiatan apel pagi dilanjutkan penerimaan penghargaan dan diakhiri poto bersama.
Moment seperti bagi Wahyul adalah moment yang memotivasi madrasah untuk terus meningkatkan dan meraih prestasi. Namun yang sering ditekankan Wahyul saat mengajak guru – gurunya adalah Berprestasi dan Berbudi Pekerti, karena pintar atau berprestasi saja harus benar – benar diiringi dengan akhlaq yang baik, jadi selalu mengajarkan bagaimana kita untuk selalu rendah hati. (wk)