Banjarnegara – Hari Santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 lalu. Euforia ini tidak hanya dinikmati oleh kalangan pesantren saja melainkan seluruh masyarakat seantero negeri ini.
Madrasah Tsanawiyah Tanbihul Ghofilin (MTs Tangho) yang berdiri di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin wajib melaksanakan Peringatan Hari Santri Nasional dikearenakan 90 persen siswa – siswinya adalah seorang santri yang bertempat di pondok pesantren Tanbihul Ghofilin.
Pada Hari Sabtu, (22/10) seluruh civitas akademik Pondok Pesantren, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, sampai Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tanbihul Ghofilin serentak mengikuti upacara yang digelar di Lapangan Kecamatan Bawang, dengan khidmat dan meriah.
Upacara dihadiri oleh K.H Hakim Anaisburi selaku salah satu pengasuh Pondok Pesantren dan juga bertugas menjadi inspektur upacara ini dalam amanatnya menyampaikan rasa bangganya kepada para santri yang mengikuti kegiatan upacara tersebut terlebih kepada pemimpin upacara. Dikarenakan pemimpinnya adalah seorang lurah pondok yang patut menjadi contoh yang baik untuk santri lainnya
“Melihat para santri mengikuti upacara merupakan kebanggaan tersendiri buat saya. Terlebih kepada pemimpin upacara. Dia adalah seorang pemimpin pondok yang patut dicontoh oleh santri lainnya, selain berwibawa, ia juga tampak tegas. Selian itu jangan pernah minder menjadi seorang santri. Kita harusnya menjadi santri persegi yang mampu beradaptasi dengan segala kondisi. Menjadi santri persegi bukan hanya bisa mengaji tetapi baris berbaris juga rapi. Selian itu jangan mudah tersinggung dikarenakan badan yang kurus. Biarpun kurus tapi selalu siap menjadi barisan terdepan untuk urusan bela negara,” Paparnya.
Seperti biasa, sebelum penutupan amanat upacara, K.H Hakim Anaisaburi membacakan puisi karya sendiri yang dikhususkan untuk para santri. Berikut puisinya.
Ada kemewahan yang memanggilku
Ada kesenangan yang merayuku
Ada kebahagiaan yang membisikiku
Ada janji manis yang tersenyum padaku
Hati mulai bergejolak, gundah
Otak mulai dikotori pikiran sampah
Kaki pun mulai menariku untuk melangkah
Mata tak bisa lagi tentukan arah
Cahaya kebaikan datang menghampiri
Terangi kegelapan yang menyelimuti
Tunjukan jalan meraih jati diri
Berikan kebahagiaan yang abadi
Jadilah aku manusia yang punya Nurani
Jadilah aku manusia yang punya harga diri
Jadilah aku manusia yang tak hanya memikirkan diri sendiri
Jadilah aku manusia yang tau diri
Inilah aku
Orang yang terasing dan
Orang yang tak gila dengan kemewahan
Orang yang tak gila dengan jabatan
Orang yang tak gila dengan penampilan
Inilah aku SANTRI.
Selian upacara, peringatan Hari Santri Nasional di Tanbihul Ghofilin juga dimeriahkan dengan aksi para santri yakni menyanyikan lagu – lagu nasional, membentangkan bendera raksasa, pertunjukan tari daerah seperti Tari Saman oleh santri putri, Tari Sajojo oleh santri putra, Pencak Silat Pagar Nusa, Tangho Marching Band (TMB) dan ditutup dengan pemberian hadiah perlombaan. (tfh)