Kakang dan Mbakyu Banjarnegara berdiri di depan pintu masuk menyambut peserta melewati karpet merah. Diiringi musik Calung Banyumasan mengiringi peserta ke tempat acara Kongres Sungai Indonesia 2015.
Sekitar 600 peserta lebih hadir di Balai Budaya, Rabu ini (26/08) kabupaten Banjarnegara dari seluruh penjuru Indonesia. Merupakan kebanggaan Banjarnegara menjadi tuan rumah Kongres Sungai Indonesia yang pertama kali digelar. Salah satu alasan adanya sumber Sungai Serayu di dataran tinggi dieng.
Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan doa yang dipimpin Farhani selaku Kepala Kementerian Agama Kab. Banjarnegara. Doa dipanjatkan dan diamini seluruh peserta agar kegiatan bisa terlaksana lancar dan mendapatkan manfaat.
Kongres Sungai Indonesia 2015 termasuk rangkaian acara Festival Seni dan Budaya pada Hari Jadi Banjarnegara ke 184 yang jatuh pada tanggal 22 Agustus 2015. Pemerintah daerah mentargetkan pendapatan atas kegiatan 2x lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Banyak acara yang digelar seperti Banjar Banjir Dawet Ayu, Serayu Expo 2015, Parade Budaya, Parak Iwak, Banjarnegara Bersolawat, Jambore Akik Nusantara, Lomba Photografi, Gelar Seni dan Budaya, Apresiasi dan Konservasi Kelompok Sadar Wisata Jawa Tengah, Festival Desa Wisata Jawa Tengah, dan Mancing Mania.
IMG_4842Sutejo Slamet Utomo, selaku Bupati Banjarnegara berkinginan mempublikasikan Banjarnegara sebagai salah satu tujuan wisatawan dengan berbagai potensi di dalamnya. Berbagai jenis makanan asli daerah, tempat budaya, dan produk daerah banyak yang bisa galakkan untuk mendapatkan income daerah dan masyarakat.
Hadir dalam acara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranomo selaku pendukung Kongres Sungai Indonesia. Asal mula kegiatan karena kepritahatinan terhadap kondisi sungai Indonesia yang menurut informasi sudah lebih dari 52 tercemar. Dan sudah ada ekspedisi menekuti sebelum ide kongres ini terlaksana.
Perlu ada action dan pergerakan agar tidak menimbulkan bencana di akibatkan tidak terjaga dan terawatnya sungai. Perlakuan terhadap sungai jangan dalam kedaulatan air perlu menerapkan 3M (mudun, munggah dan madep).
Walau awalnya sulit, bukan tidak mungkin hal tersebut bisa diwujukan. Perlu kerjasama, komitemen bersama dengan menggandeng Intansi terkait. Di dalam kongres harus pertimbangkan dorongan akan budaya, dan perubahan perilaku hidup yang dikembalikan menjadi lebih baik.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia berkenan hadir dan membuka acara. Dalam sambutannya Puan Maharani mengharapkan agar manusia sekarang harus peka terhadap masalah air tanah dan udara yang gratis diberikan kepada manusia.
“Sungai harus dijaga dan dibersihkan, karena termasuk menghargai kedaulatan air sungai itu sendiri”, dijelaskan.
Dalam acara kongres sungai Indonesia 2015 bisa di jadikan awal mencari sumber air sungai di mana berada. Ikan khas dari sungai tersebut juga harus diketahui dan diselamatkan. Juga perlunya sosialisasi kepada masyarakat sekitar bantaran sungai akan penyelamatan sungai sejak dini.
Dengan begitu agar anak cucu bisa hidup baik dan terjaga dari kerusakan dengan sumber air yang terjaga.
Perhutani pun telah mengusung image “Sungai sebagai pusat peradaban bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan bersama”.
Kegiatan di buka dengan pemukulan gong oleh Puan Maharani dan dilanjutkan minum Dawet Ayu Asli Banjarnegara bersama-sama dalam acara Banjar Banjir Dawet Ayu. Dawet Ayu merupakan minuman khas Banjarnegara menyehatkan.