Ada beberapa metode guna kemudahan cara membaca Al Qur’an Metode. Saat ini sudah sangat berkembang dan beragama mulai dari metode Qiroati, Al Baghdadi, Iqro dan Yan-bu’a. Semua metode tersebut telah menunjukkan hasil yang menggambarkan kemudahan cara membaca Al Qur’an.
Untuk Wilayah Kabupaten Banjarnegara terdapat 2 metode yang banyak digunakan, yaitu Iqra dan Qiroati. Iqra menjadi dominan karena siapapun bisa mengajarkannya, hasilnya santri hanya sekedar bisa membaca. Qiro’ati diminati karena hasilnya santri mampu membaca dengan Murottal dan Mujawwad. Namun untuk bisa mengajar dengan metode Qiro’ati tidak semua ustadz TPQ bisa mengikuti standar dan sistem yang telah di tetapkan metode Qiro’ati.
Terdapat Metode Al Insyirah sebagai Alternatif membaca Al Qur’an yang praktis. Badan Koordinasi (BADKO) TPQ Banjarnegara bekerja sama dengan Kementerian Agama Kab. Banjarnegara menyelenggarakan pelatihan metode ini, di Aula Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (7/2/15) ini.Kegiatan mengundang 210 peserta, terdiri dari ustadz dan ustadzah TPQ, dan Guru Agama SD-MI sekabupaten Banjarnegara. Pelatihan menghadirkan Ustadz Saruji, S.Pd, penemu dan penyusun metode Al Insyirah dari Jawa Timur secara langsung.
Dalam sambutan dan pembukaan pelatihan oleh Sekda Kabupaten Banjarnegara, selaku Ketua Umum BADKO Kabupaten, Drs. H. Slamet Fahrudin Susiadi, MM, berharap kegiatan ini bisa memberikan wawasan, juga kreatifitas dalam pembelajaran Al Qur’an. “Juga harus dipraktekkan agar bisa melihat hasil, dan efektifitasnya dalam pembelajaran”, di tambahkan.
Sebelum pelatihan dan praktek diawali penyampaian sejarah singkat metode Al Insyirah ini. Penyusunan metode berdasarkan pengalaman selama 15 tahun, melalui proses mengamati, meneliti, mencari solusi agar siswa mudah dalam menerima pelajaran. Metode Al Insyirah menerapkan strategi klasikal murni, klasikal baca simak, dan individual secara proposional, sehingga proses belajar dan mengajar menjadi efektif dan efisien, mudah, menyenangkan, santri menjadi lebih tertib, target pembelajaran menjadi mudah terpenuhi, dan ada tes untuk menguji keberhasilan dengan munaqosah umum.
Penerapan metode ini menjadikan santri lebih percaya diri karena terbiasa membaca dengan Jahr dengan nada murottal dan mujawwad. Metode dilengkapi media pembelajaran, Peraga jilid 1-5 ditambah Peraga Gharib.
Peserta amat antusias dikarena selain disampikan secara ceramah, juga diberikan simulasi, serta praktek microteaching oleh pemateri, dimana sebagian besar peserta merupakan pendidik di bidang Al Qur’an di wilayah Banjarnegara.
Di akhir pelatihan di adakan diskusi yang membahas penerapan metode ini, dan sharing masalah-masalah Taman Pendidikan Al Qur’an. Selain mendapatkan sertifikat, disampaikan kepada peserta rencana pelatihan lanjutan dan pendampingan praktek selama 1 tahun.(Nangim)