Dua Hal Yang Dicari Manusia Di Dunia

Manusia diturunkan ke  dunia dengan label “khalifah fil 'ardhi”/ pemimpin di dunia. Namun dalam perjalanan manusia di dunia diuji dengan berbagai hal dimana Iman dan Islamnya menjadi taruhannya. Perjalanan di dunia termasuk singkat bila dibandingkan dengan hidup di alam akhirat. Manusia diturunkan ke dunia fana untuk mencari bekal saat melakukan perjalanan selanjutnya menuju Allah SWT.

Dalam pencarian bekal, sebenarnya ada 2 hal yang dicari manusia di dunia, yang pertama adalah “pintu masuk” dan yang kedua adalah “selamat”.  

Pintu masuk di sini bisa berarti semua kegiatan yang berbentu ibadah. Dalam melakukan ibadah seorang hamba memohon dibukanya pintu kebaikan dan lain sebagainya. Dan permintaan seorang hamba sebenarnya sudah ada di surat pembuka Al Qur’an ayat ke-5, berbunyi “Iyya kana'budu wa iyya kanastangin”. Artinya “kepada MU aku berdoa dan kepada MU aku memohon pertolongan”. Kita tidak bisa bergerak dan masuk tanpa adanya pintu, dan harapannya adalah pintu yang mendapat Rahmat dan HidayahNya.

Sedangkan “Selamat” merupakan hasil akhir yang ingin didapatkan. Tidak ada artinya kalau baik, benar tapi tidak selamat karena ada sebab yang mengubah hasil akhir dengan tidak selamat. Kata selamat sebenarnya sudah umum dipakai bahkan, di ucapkan manusia pada kegiatan dan sifat. Umumnya bersifat kontekstual dan kondisional,  seperti selamat bekerja, selamat pagi, selamat makan, selamat menunaikan ibadah haji dan lain sebagainya.

Selamat dalam Al-Qur’an memiliki istilah seperti birrun, toyyib, khair, sangadah dan lain-lainnya. Namun selamat yang tepat sebagaimana terkandung juga dalam do'a “Sapu jagat”, yang biasanya dilantunkan seorang hamba kepada Robb-nya di akhir doa. Doa tersebut yakni Robbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhiroti khasanah wa qina ‘ada bannar.

Manusia diberikan akal untuk mencari dan mendapatkan pintu yang benar dan tepat, dan dengan pengetahuan menjadikan manusia mengambil jalan selamat di akhir proses. Dengan puasa ini, maka kita berusaha mendapatkannya dengan berbagai amal ibadah, dan segera untuk berubah menuju lebih baik. Dengan asumsi bahwa manusia tidak bisa hidup didunia selamanya, dan tidak tahu ajal akan menjemput. Jangan sampai menyesal kemudian. Wallahu ‘a'lam bissowab.

Demikian tausiyah yang disampaikan oleh Zahid Khazani, Penyuluh Fungsional dalam Kultum usai Sholat Dhuhur di Masjid Al-Ikhlas Kantor Kemenag Kabupaten Banjarnegara, 27 Juni 2016. (Nangim)