Banjarnegara – Mata pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya tidak hanya mempelajari tentang bahasa mulai dari bagaimana pembentukan suatu kata, pengucapan kata yang benar, tata kalimat, juga yang lainnya. Tak ketinggalan materi tentang puisi, prosa, novel, drama, dan karya sastra lainnya juga banyak dikaji. Saat kita percaya peserta didik kita bisa melakukan hal yg mereka suka dan membiarkan mereka berkreasi, mereka akan lakukan hal yang di luar ekspektasi. Luar biasa karya anak-anak, lebih hebat dari gurunya. Salut sekali dengan kemampuan mereka, tidak hanya mengedit namun cara pengambilan video, gambar, musik dan pilihan kata luar biasa kreatif dan inovatif. Saya sendiri belum tentu bisa, harus belajar lagi dan lagi.
Dengan diterapkan media Vlog salah satu guru Bahasa Indonesia, Endah Wahyuningsih berharap pada materi teks deskripsi peserta didik pada umumnya bisa membuat hasil karya yang bagus dengan materi yang mendukung.
“Pada materi teks deskripsi peserta didik kelas 7A Riset ternyata kreatif sekali dalam membuat Vlog. Padahal belum disampaikan materi cara membuat Vlog di mapel TIK nya, salut sekali dengan anak-anak di Zaman Millennial sekarang ini,” ujar Endah usai mengajar kelas Riset Selasa (13/09).
Taklepas dari pantauan Waka Kurikulum Wangid Sunandar, beliau berharap peserta didik MTs Negeri 2 Banjarnegara harus beda dengan peserta didik lainnya. Setiap guru tidak memaksakan harus bagaimana, anak-anak bebas memilih mengerjakan sesuai dengan yang mereka suka dan mereka mampu. Ternyata antusiasmenya tinggi. Bangga sekali mereka bisa menghasilkan karya menggunakan kreativitas diaman millennial sekarang ini. Skill ini tidak bisa diremehkan, karena banyak vlogger dan Youtuber terkenal berawal dari kemampuan mengedit dan berbicara.
“Bangga sekali dengan guru yang menerapkan media yang tepat, sehingga anak-anak secara tidak langsung menuangkan kreativitasnya dengan sendiri,” ujar Waka Kurikulum.
Mari kita sebagai guru terus kembangkan bakat peserta didik kita agar mereka kelak mampu bersaing dengan teman dalam madrasah maupun luar madrasah.
“Sebagai guru saya malu kalau tidak bisa mengimbangi mereka. Saya berusaha sebisa mungkin terus belajar dan belajar. Ini era digital, belajar bisa darimana saja dan kapan saja untuk berkreasi dan berinovasi. Ada kemauan, ada jalan. Tinggal bagaimana kita. Semua dalam genggaman,”pungkas Endah Wahyuningsih salah satu guru mapel Bahasa Indonesia MTs Negeri 2 Banjarnegara.(en)