Banjarnegara-Ada kejujuran di setiap deretan katanya, bukti bahwa karya sastra adalah sarana melatih kejujuran yang menyenangkan. Itulah pernyataan lulusan Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang saat ini menjadi seorang dosen bahasa Indonesia di Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa dan Sastra Satya Widya Surabaya, Akhmad Idris.
Melalui peluncuran dan bedah buku Brainstorming kelas menulis MTs N 1 Banjarnegara di di Aula Sekda Banjarnegara, Selasa, (26/10/21) Akhmad Idris mengapresiasi atas peluncuran buku Brainstorming. Pasalnya, buku tersebut merupakan karya dari 35 siswa kelas 7B.
Melalui kata sambutan yang terdapat di dalam buku Brainstorming, Idris melihat bahwa puisi-puisi yang dibuat oleh kelas menulis adalah tentang cinta khas anak-anak maupun ihwal kegelisahan dan harapan.
Mengutip dua baris puisi yang berbunyi Aku adalah candamu/ Sedangkan kamu adalah canduku dalam puisi karya Firza pada buku antologi Brainstorming, membuat hati Akhmad Idris tersentak, menyadarkan bahwa pembuat puisinya telah mengekspresikan rasa cinta dengan bahasa yang tidak itu-itu saja.
“Cinta menjadi lebih terkesan eksklusif, tidak seperti remah-remah yang dipungut sembarangan dari pinggir jalan untuk diungkapkan dengan kata-kata yang telah lama membosankan.” jelasnya.
Lebih lanjut, lelaki yerpennya pernah meraih Juara 2 Kategori Umum dalam lomba penulisan cerpen yang diadakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisatan jawa Timur pada tahun 2021 ini menilai bahwa dalam buku Brainstorming juga ada mimpi yang bersembunyi dari balik diksi-diksi yang dipilih.
Misalnya dalam puisi yang berjudul Laskar Pelangi. Mimpi untuk selalu berterima kasih atas segala yang telah dimiliki. Agaknya memang benar ungkapan lama yang menyebutkan bahwa anak-anak harus berani bermimpi sejak dini, karena tanpa mimpi, ke mana tujuan hendak dicari? “Melalui puisi, mimpi-mimpi itu menjelma cerita yang mengalun apa adanya,” ucapnya. (ran/mnh)